Sabtu, 20 Agustus 2016

Review: Kau Begitu Sempurna



Judul                             : Kau Begitu Sempurna

Pengarang                     : Ariny Nurul Haq

Penerbit                         : Wahyu Qolbu

Tebal                             : 148 hlm

ISBN                            : 602-73315-2-6

Karena sempurna itu tidak menuntut sempurna

Blurb:
"ANAK CACAT DILARANG SEKOLAH!"
Sedih, kecewa, itulah yang aku rasakan. Sempat aku merutuk dengan kondisiku saat itu. Multiple faktur, begitulah dunia medis menyebutnya; kondisi patah di anggota gerak. Aku harus menelan kekecewaan karena banyak sekolah yang menolak kondisiku yang cacat.
Tak berhenti sampai di situ, kekecewaanku pun terulang lagi. Di saat teman-teman bisa pergi ke sana ke mari dengan bebas, aku hanya bisa berteman sepi di rumah; sebuah ajang pencarian bakat pun menolak; yang lebih menyakitkan, seseorang yang aku cintai juga pergi meninggalkanku. Ya, semua karena kondisi fisikku yang tak sempurna.
Tuhan tidak adil! Tuhan pilih kasih! Sempat prasangka itu memenuhi pikiranku. Aku merasa terpuruk saat itu. Namun, aku coba tetap tegar dan berusaha bangkit mencari jalan keluar.

Inilah kisah nyata seorang gadis penyandang difabel; dengan keterbatasannya, dia mampu membuktikan bahwa fisik tak menjadi penghalang untuk berkarya.

            Kesan pertama, wow, novel ini bertinta biru. Jarang-jarang, kan?
            Sepanjang baca novel ini, aku berasa berhadapan langsung dengan si penulis dan menceritakan kisahnya secara langsung. Ariny tahu apa yang akan diceritakannya, dan bagaimana menceritakannya. Nggak gampang, loh, mengenang masa lalu sedari masih kecil banget kemudian menyulapnya menjadi novel yang layak dinikmati khalayak umum, tapi Ariny berhasil.
            Buktinya, belum melangkah jauh, tepatnya di halaman 12, mataku berkaca-kaca saat Ariny kecil menyanyikan soundtrack film Titanic saat tes masuk SD Al Amin. Entah aku yang cengeng, atau apa? Terbawa suasana aja.
            Aku senyum-senyum sendiri saat Ariny lirik-lirikan sama Arsyadanie di warung soto banjar. Bukannya apa, ini anak SD, loh, yang lirik-lirikan. Hehehe....
            Dan bagian yang tidak terduga hadir di halaman 125, ketika Ariny menolak ajakan balikan Mas Adit dengan membanting gelas. Sumpah, adegan ini lebih kece dari yang sering nongol di sinetron striping. Sukses memberikan warna tersendiri di benak pembaca. Belum lagi ditambah kekhawatiran Ariny akan dimarahi mama karena memecahkan gelas itu. Lucu. Baca bagian ini, emosi pembaca jadi campur aduk.
            Aku juga suka saat Arizal menggendong Ariny ke belakang sekolah, terus mereka bikin janji di sana. Ini udah kayak opening di film-film romance. Hehehe ....
            Terakhir, terima kasih atas karyanya yang sangat menginspirasi ini. Semangat nulisku sukses dibikin tambah tebel. Buat yang belum baca, khususnya yang ingin mengikuti kesuksesan sang penulis, buku ini recomended banget.

Salam santun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar