Minggu, 19 Desember 2021

Review Kumcer "Perempuan yang Menanggung Rindu"

 


Judul        : Perempuan yang Menanggung Rindu

Penulis    : Ede Tea, Uda Agus, dkk

Penerbit : AG Publishing

Editor      : Uda Agus

Layout     : Ahmed Ghosseen A.

Cover       : Siti Roykhanah

Cetakan   : Pertama, September 2021

Tebal        : 136 hlm

ISBN          : 978-602-396-181-8

Blurb:


Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menunggu. Jika diibaratkan sebuah pohon mungkin sudah menjulang dan kokoh. Namun, harapan Laksmita tidak pernah pudar. Harapan-harapan itu berhasil mengalahkan rasa lelah pada dirinya. Meski seringkali sebuah cairan bening berkubang di sudut mata Laksmita. Seolah ada hantaman kepedihan yang menimpanya.


Sejak tahun pertama Masuro merantau, ia belum sekalipun pulang. Pada tahun pertama ia gagal pulang karena kehabisan tiket kereta. Laksmita hanya tersenyum di ujung telepon. Tahun kedua, Tio anak pertamanya yang baru berumur 5 tahun jatuh sakit. Laksmita memaklumi sambil mendoakan cucu pertamanya agar cepat sembuh. Demikian juga dengan tahun ketiga dan seterusnya. Selalu saja ada halangan untuk pergi ke kampung halaman. Masuro hanya bisa membayangkan tubuh ibunya yang semakin ringkih.


***


Review singkat:

Kumcer ini merupakan Antologi Pemenang LMBUA #11, sebuah ajang tahunan yang sudah berdiri lebih dari satu dekade dan digawangi oleh sosok berkompeten. Tak heran jika buku-buku yang dilahirkan selalu memukau.

Demikian pula dengan kumcer ini. Karena tergolong tipis, bisa diselesaikan sekali duduk. Namun, pengalaman membaca yang ditawarkan sangat beragam. Dari cerpen satu ke cerpen lainnya selalu ada decak kagum tersendiri.

Aku paling suka cerpen "Ayahku Sepiker Ibuku Musik Dangdut Pengiring". Ini jenis cerpen yang mampu membuat kita terenyuh dan menyita rasa empati teramat dalam. Tema yang dihadirkan adalah sesuatu yang sangat dekat tapi kadang tak terlihat. Aku suka banget gambaran hidup yang "benar-benar hidup" yang digambarkan dalam cerita ini.

Overall, kumcer ini recommended banget untuk jadi salah satu penyemarak rak bukumu.

Senin, 13 Desember 2021

Review Novel "Penjara Cinta"

 


Judul       : Penjara Cinta

Penulis   : Uda Agus

Penerbit : Indiva Mitra Pustaka

Layout     : Abdur Rozaq

Cover       : Rudy Setiawan

Cetakan   : Pertama, 2021

Tebal        : 168 hlm

ISBN          : 978-632-253-072-0

Blurb:


Sejak tinggal di rumah sang paman, satu pertanyaan yang selalu muncul di benak Hayati adalah, mengapa sang paman memperlakukannya sangat istimewa? Tapi bagaimanapun baiknya perlakuan sang paman, tetap saja semua ada dalam kendali pamannya. Ia sama sekali tidak diberi kebebasan. Ia tak lebih bagaikan seorang tahanan. Rumah sang paman tak ubahnya penjara. Penjara yang dipenuhi oleh cinta. Mengapa pamannya bersikap sebaik itu? Mengapa ia seperti dibelenggu oleh kasih sayang? Apakah untuk menebus sebuah kesalahan di masa lalu?


Belum lagi seribu tanda tanya itu dijawab, Hayati semakin terpojokkan karena adiknya diculik orang tak dikenal yang meminta tebusan ratusan juta rupiah. Apa yang akan dilakukannya untuk menyelamatkan sang adik? Berhasilkah ia keluar dari belenggu kasih sayang pamannya? Dan bagaimana nasib ibu dan adiknya di kampung halaman?


***


Review singkat:

Novel ini termasuk bacaan ringan penyejuk jiwa. Kisahnya sangat membumi hingga tidak perlu imajinasi yang terlalu tinggi. Tokoh Hayati dan Hafis semacam alarm bagi siapa saja, agar kita senantiasa bersyukur dan tidak boleh menyerah dengan keadaan.

Menelusuri lembar demi lembar novel ini sangat menyenangkan. Bahasanya mudah dipahami dan penulisannya sangat rapi. Narasinya jelas, terperinci, tapi tidak berlebihan.

Di awal-awal mungkin memang agak terasa lambat, tapi makin ke belakang suhu cerita makin meningkat. Sampai-sampai kita tidak dibiarkan untuk berpaling. Dari tengah hingga tamat kepiawaian penulis meramu konflik benar-benar terasa. Banyak sekali kejutan yang membuat kita makin tidak sabaran untuk tahu ending-nya. Dan begitu saya menyelesaikannya, seketika saya bergumam, "Wah, nggak nyangka bakal sebagus ini."

Dengan ketebalan di bawah 200, tokoh novel ini terbilang banyak. Namun, saya acungi jempol buat penulisnya karena dia mampu bertanggung jawab hingga akhir. Semua tokoh yang dimunculkan diberi porsi yang pas hingga berhasil menyajikan jalinan cerita yang apik. Sama sekali tidak ada yang ditelantarkan.

Overall, novel ini cocok banget untuk kamu yang sedang mencari bentuk bahagia yang sesungguhnya.