Minggu, 03 November 2019

Review Novel: Rain, Paper Boat and Grey Story on Wednesday



Judul            : Rain, Paper Boat and Grey Story on Wednesday

Penulis        : Aldi.A

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Ansar Siri

Layout         : Tim CV Jejak

Cover           : Freepik

Cetakan       : Pertama, Agustus 2019

Tebal            : 215 hlm

ISBN             : 978-602-474-845-6

Blurb:

Keanu Prasasti, pemuda yang kerap mengarungkan perahu kertas berisi kepedihan setiap kali hujan turun, tak pernah menyangka pertemuannya dengan Naomi Irawan akan berhasil menghadirkan berjuta rasa di antara keduanya: kesetiaan, pengorbanan, luka, juga air mata yang mengiring. Mengenai rahasia hari Rabu kelabu, hujan dan perahu kertas berisi luka milik Keanu, yang lantas terus meramu pahit manis kisah cinta di antara kedua siswa sekolah menengah atas tadi.

Lalu, akankah kisah keduanya kemudian berujung bahagia? Atau malah berakhir tragis dan penuh nestapa?

Sebab, nyatanya cinta hanyalah satu kata dengan lima huruf di dalamnya, namun memiliki ribuan akhir dari kisahnya masing-masing.

***

Alur cerita:

Peristiwa traumatik di masa lalu menjadikan Keanu pribadi yang tertutup dan mungkin agak sulit dipahami. Kesenangannya adalah menyendiri. Dan bila hujan turun, ia tidak mau ketinggalan melarungkan perahu kertas sebagai wadah untuk membuang kesedihannya. Meski kesedihan itu tak pernah benar-benar berkurang. Ia hanya merasa lega sesaat, lalu luka-luka itu bisa kembali memekat sewaktu-waktu.

"Memimpikan Ibu adalah pertahanan terakhir yang memecahkan gelas berisi air mata."_(hal 18)

Namun ceritanya agak berbeda sejak ia bertemu Naomi. Lebih tepatnya sejak gadis itu memergoki ritualnya melarungkakan perahu kertas. Naomi yang sepertinya punya niatan mengenal lebih jauh, awalnya memang agak mengganggu di mata Keanu. Pemuda itu merasa tidak perlu berteman, tidak perlu berbagi apa pun. Hanya saja, lambat laun Keanu menemukan sesuatu yang membuatnya nyaman. Entah apa yang istimewa dari gadis itu. Bahkan, Keanu tidak segan membagikan kisah kelamnya kemudian, sesuatu yang tidak pernah diungkapkan ke siapa pun.

"Bagiku, kau adalah satu kebetulan yang berlanjut pada satu kebetulan lainnya."_(hal 10)

Sejak awal seluruh gerak-gerik Keanu dinilai Naomi sebagai sesuatu yang mengarah pada kepedihan. Orang jadi pendiam dan setertutup itu tidak mungkin tanpa sebab. Hal itulah yang ingin diketahui Naomi. Dan, entah dengan cara apa Keanu justru sangat menarik dengan sikap anehnya itu. Jujur, Naomi menyukainya.

"Kau tak perlu repot-repot menggali lebih dalam luka yang kau bikin. Sebab, kisahmu sebentar lagi akan tamat."_(hal 25)

Meski dibayang-bayangi Raihan, sang mantan, Naomi berjuang merobohkan benteng pertahanan yang dibangun Keanu. Pada akhirnya ia benar-benar berhasil memasuki hati pemuda itu. Hanya saja, hidup tak sesederhana pemahaman manusia. Takdir selalu saja menghadirkan hal-hal tak terduga.

"Jangan ada dendam di hatimu. Sebab, kau tidak akan tenang jika memilikinya."_(hal 32)

Apa yang terjadi dengan hubungan mereka? Yuk, segera miliki novel ini. Bisa diorder langsung ke penulis atau penerbit.

***

Review:

Unik. Sepertinya itu kata paling tepat untuk menggambarkan novel ini. Berhubung saya menyukai hal-hal berbau puitis, sudah pasti novel ini jadi bacaan yang menyenangkan. Sebenarnya jalan ceritanya bukanlah sesuatu yang bisa mendatangkan decak kagum, atau gelengan tak habis pikir. Tapi, penulis punya cara tersendiri menyajikan cerita ini hingga benar-benar melenakan.

Penulis lebih banyak bermain di narasi, dialog hanya seperlunya. Gabungan antara kalimat-kalimat puitis mendayu-dayu dan POV1, menjadikan novel ini sepintas mirip prosa senandika. Tapi semakin jauh kita digiring menyelami isi kepala Keanu dan Naomi secara bergantian, kita bisa menemukan konflik utama yang ingin diuraikan penulis.

Dari awal langsung terasa bias kepedihan yang coba disuguhkan penulis. Dan yang saya suka, hal ini konsisten hingga akhir. Bahkan, emosi kita ditarik ulur. Rasanya cukup sesak. Untungnya penulis menyematkan bumbu-bumbu asmara khas remaja, membuat kita punya ruang untuk menghela napas sejenak sebelum kemudian kembali disuguhi hal yang mencengangkan.

Endingnya bikin merinding, sih, dan yah ... lagi-lagi menyesakkan. Secara garis besar saya tidak menemukan kekurangan apa pun. Hanya saja, mungkin lebih baik jika ada sedikit perbedaan antara part Keanu dan Naomi. Misal dari segi susunan kalimat. Karena logikanya, cerita bergulir dari dua orang yang berbeda secara bergantian, otomatis ada sedikit perbedaan, dong. Sekecil apa pun harusnya ada. Tapi di sini saya belum menemukannya.

Overall, novel ini cocok banget buat kamu yang suka kalimat-kalimat puitis ala prosa senandika. Terus, di sini kamu juga bisa menemukan arti penting dari sebuah penerimaan terhadap setiap masalah. Dan yang paling utama, jangan pernah menutup diri dalam kondisi apa pun. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial.