Senin, 01 November 2021

Review Novel "Bacot Tetangga"

 


Judul        : Bacot Tetangga

Penulis    : inag2711

Penerbit : Mediakita

Editor      : Juliagar R. N.

Layout     : Widuri Dwi Astuti

Cover       : Budi Setiawan

Cetakan   : Pertama, 2021

Tebal        : 256 hlm

ISBN         : 978-979-794-635-7

Blurb:

Ini sebuah cerita tentang keseharian Nurul, seorang wanita berusia 26 tahun, lulusan SMA, belum berkeluarga, dan bekerja sebagai guru les. Pernah bertunangan selama 7 tahun, tetapi kandas dengan mengenaskan; diselingkuhi, dan ditinggal nikah tunangannya yang telanjur menghamili wanita lain.

Nurul suka mager dan rebahan. Telinganya setara sensor seharga satu miliar. Daripada marah karena bacot tetangganya yang suka bikin sakit hati, mending ia tulis jadi diary. Siapa tahu memberi motivasi, juga materi, kalau-kalau diary-nya ini dicetak jadi buku, film, atau mungkin sinetron TV.

Buat yang senasib sama Nurul: sabar.
Buat yang enggak: jangan lupa bersyukur.
Ini cuma fiksi, bukan based on true story. Cuma sebatas imajinasi yang kadang nyata terjadi.

***


Review:

Pertama, aku mau bilang kalo cover-nya mood banget. Sekali lirik, langsung terbayang bakal sebacot apa isinya.

Di awal-awal aku masih meraba-raba konsep cerita seperti apa yang ditawarkan novel ini. Setelah beberapa bab, aku mulai sadar, setiap lembar novel ini semacam bahan introspeksi diri yang soft banget. Pokoknya jauh dari kesan menggurui.

Cerita bergulir dari sudut pandang orang pertama (Nurul) dengan kesehariannya yang tak luput dari bacotan tetangga. Apa pun yang dia lakukan selalu saja ada yang siap mengomentari. Di bagian ini aku berhenti sejenak, lalu mikir, dan sialnya aku juga punya tetangga yang seperti itu.

Emang, setiap tokoh yang dihadirkan dalam novel ini terasa sangat dekat. Mereka adalah orang-orang yang kemungkinan besar ada di sekitar kita. Terutama Tante Iri, yang kalo aku bilang "bintangnya" novel ini. Hehehe ...

Meskipun terkesan datar, cerita ini tetap bikin betah sampai akhir karena setiap babnya mengangkat satu isu tertentu yang sering mewarnai kehidupan bertetangga. Dan yang paling aku suka, babnya selalu ditutup dengan kalimat pamungkas. Kadang bikin merenung, manggut-manggut, atau ngakak nggak ada obat.

Sesuai konsep, romance di novel ini hanya semacam bumbu pelengkap. Namun, entah kenapa aku suka banget cara penulis menggambarkan percintaan Nurul dan Ace. Sederhana, membumi, tapi tetap aja bikin baper. Rintangan yang mereka hadapi pun benar-benar realistis.

Aku nyaris tidak menemukan kekurangan di novel ini, selain satu dua typo yang masih dalam batas wajar.

Selesai baca, aku bergumam, wah, ternyata novel ini menjebak. Secara kemasan terlihat ringan, tapi ternyata di dalamnya penuh petuah-petuah hidup. Dunia literasi Indonesia butuh lebih banyak karya sejenis ini.

Overall, ini novel ini cocok banget menemanimu bersantai di teras rumah sambil memantau kelakuan para tetangga. Hehehe ....