Rabu, 10 April 2019

Review Novel: Harta Kaitu


Judul            : Harta Kaitu

Penulis        : SahrialPratama1777

Penerbit      : AT Press Lombok

Editor           : Mulya Indah Lestari

Layout         : ND Aohana

Cover           : ND Aohana

Cetakan       : Pertama

Tebal            : 336 hlmn

ISBN             : 978-602-0745-58-9

Blurb:
Demi mengganti rugi roti yang telah dicurinya dan untuk membantu kebutuhan keluarga, Asher menerima tawaran Fabio. Bersama dengan seorang pesuruh Fabio bernama Vittor, ketiganya menuju Pegunungan Kaitu. Meski beranggapan harta kaitu hanyalah mitos, Asher tetap mengikuti ke mana Fabio pergi demi bayaran yang dijanjikan. Hingga di tengah perjalanan, Asher menyadari kalau pilihannya adalah sebuah kesalahan.

Perjalanan menuju Pegunungan Kaitu ternyata sangat berbahaya, terutama setelah ia mengetahui kalau ada sosok Sang Kegelapan yang mengikuti mereka. Ditambah lagi ramalan menakutkan yang dibacakan seorang gadis peramal bernama Aryana, membuat Asher sadar tidak seharusnya ia menerima tawaran Fabio.

Bagaimanakah nasib Asher, Fabio, dan Vittor? Apakah mereka akan berhasil mendapatkan harta Kaitu?

***

Alur cerita:

Asher tidak menyangka, setelah dua tahun menyembunyikan aksinya mencuri roti atau mainan untuk adiknya, akhirnya ketahuan juga. Masalah ini semakin rumit ketika pemilik toko meminta ganti rugi sepuluh keping emas. Ayah Asher meradang. Dari mana ia bisa mendapatkannya? Jangankan memiliki, menyentuh sekeping emas saja belum pernah. Hal itu membangkitkan amarahnya, hingga ia mengusir Asher dari rumah.

Sebenarnya sang ayah tidak bersungguh-sungguh mengusir, ia hanya ingin memberi anak itu pelajaran. Karena apa pun alasannya, tindakannya tidak bisa dibenarkan. Diam-diam ia berharap Asher segera pulang.

Namun, malam itu Asher menerima tawaran Fabio untuk menemaninya melakukan perjalanan menuju Pegunungan Kaitu. Awalnya Asher menolak dengan tegas tawaran pemuda angkuh itu, tapi bayaran seratus keping emas yang dijanjikan sangat menggiurkan.

"Aku tidak punya waktu untuk bergurau. Kau tinggal menjawab setuju atau tidak. Semudah itu."_(hal 39)

Akhirnya, Asher mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah. Malam itu juga ia memulai perjalanannya bersama Fabio dan seorang pesuruhnya, Vittor.

Sebelum memasuki hutan mereka membeli beberapa keperluan. Salah satunya senjata. Perasaan Asher mulai tidak enak. Keharusan membawa senjata menandakan mereka akan menghadapi banyak bahaya. Namun demi bayaran tinggi yang dijanjikan Fabio, Asher menepis ketakutannya. Akhirnya ia memilih belati.

Di tengah hutan, mereka bertemu pria misterius bermantel hitam, yang sepertinya sangat berbahaya. Meski berhasil kabur, Asher mulai meragukan pilihan senjatanya. Seharusnya ia memilih senjata yang lebih menjanjikan dari sebilah belati.

Semakin jauh perjalanan, Asher mulai paham tugasnya ikut dalam perjalanan itu, melindungi Fabio. Ia dan Vittor harus menghadapi seekor singa yang menghalangi jalan mereka, membiarkan Fabio menghindar ke tempat yang aman.

Lolos dari singa, mereka harus menuruni jurang, menyeberangi sungai untuk menuju sebuah desa kecil. Di sanalah mereka bertemu Aryana, gadis peramal dengan perkataan yang menakutkan. Merasa gadis itu bisa mempermudah perjalanan mereka, Fabio mengajaknya bergabung dengan bayaran 200 keping emas. Aryana setuju. Bukan karena bayarannya, tapi sepertinya ada hal lain.

"Aku setuju, tapi dengan satu syarat. Kalian harus mendengarkan apa yang kukatakan. Apa pun itu, kalian harus menurutinya. Sebagai gantinya, kau tidak perlu memberiku bayaran."_(hal 104)

Perjalanan ke Pegunungan Kaitu berlanjut. Asher lebih sering merasakan hal-hal aneh. Meski jarang menampakkan diri, Asher yakin, Sang Kegelapan mengikuti mereka.

Mereka tiba di Pegunungan Kaitu. Berkat bantuan Aryana, mereka berhasil menemukan harta kaitu. Meskipun harta itu dijaga seekor naga yang dikutuk, mereka bisa menanganinya dengan baik. Namun, rupanya rintangan tidak sebatas ini. Perjalanan pulang mereka akan jauh lebih berbahaya. Sebab dengan status harta sudah ditangan tentu tidak akan membuat Sang Kegelapan tinggal diam.

Benar saja, sang Kegelapan tidak hanya menghalangi perjalanan mereka, tapi juga mengacaukan hubungan mereka. Keadaan semakin menegangkan karena naga Kaitu berhasil lolos.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Mampukah mempertahankan harta kaitu hingga tiba di desa? Lalu, bagaimana jika ada pengkhianat di antara mereka?

"Apa kau lupa waktu kita pertama kali bertemu? Aku sempat menegang tangan kalian. Saat itulah aku tahu bagaimana dia. Dan, karena itu juga aku memutuskan ikut dalam perjalanan ini."_(hal 161)

Cari tahu sendiri, ya. Yuk, segera miliki buku fantasi lokal kece ini.

***

Review:

Kisah fantasi memang terlalu identik dengan petualangan. Hal itu membuat beberapa jadi membosankan karena terlalu klise. Namun tidak dengan novel ini. Meski plot utamanya masih seputar petualangan, di dalamnya terselip makna kehidupan dari berbagai sisi. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Tentang perjuangan, pengorbanan dan mengikhlaskan melebur dalam balutan kisah pencarian harta kaitu.

Sejak awal saya cukup terhibur dengan cerita ini. Penulis membuka ceritanya berangkat dari kegelisahan seorang kakak yang ingin membahagiakan adik kecilnya. Dari sini titik haru saya mulai tersentuh. Kemudian konflik berkembang cukup cepat tapi tidak berlebihan. Semuanya mengalir dalam takaran yang membuat kita tetap enjoy menikmatinya.

Penulis berhasil meniupkan ruh ke dalam setiap adegan, memimbulkan refleksi yang terasa nyata di dalam kepala.

Saya juga suka bumbu asmara yang sempat melintas di tengah ketegangan. Meski porsinya sangat kecil, tapi itu cukup sebagai pemanis. Kepiawaian penulis menggambarkan adegan pertarungan patut diacungi jempol. Harus menyampaikan adegan itu berkali-kali dengan bahasa yang tidak monoton tentu bukan hal yang mudah.

Menurut saya, kekurangannya hanya pada pemborosan kata di beberapa bagian. Penggunaan tanda baca terkadang juga masih keliru. Selebihnya sudah oke.


Overall, novel ini cukup menghibur. Tingkat ketegangannya memang tidak sampai bikin jantungan, tapi sisi kemanusiaannya bikin berkaca-kaca. Dari sini kamu bisa belajar pentingnya saling menghargai dan sahabat itu harusnya seperti apa.