Selasa, 21 Juli 2015

Terjatuh

Akhirnya setelah sekian lama pertahananku lumpuh juga. aku terjatuh, bukan raga ini yang sakit, tapi karena kalut yang teramat sangat sehingga seluruh anggota tubuh ini terasa mati...
Bagaimana aku bisa bangkit dari semua ini?

Minggu, 19 Juli 2015

Puisi: Ragu

Dingin merengkuh sepi yang mencekam
Aku terjaga di sudut malam.
Lamunanku merayap melewati celah jendela
Hingga melesat jauh…
Jiwaku mencari bintang tuk kutumpuhkan beban dihati,
Rasa penat, serta semua kegundahan yang ada.

Aku melihat tangga itu semakin rapuh,
Dan berderik tiap kali kujajaki.
Seolah berbisik “berhentilah sejenak dan berpikir!”
Sungguhkah ini jalanku?

Aku di sini demi orang-orang yang kucintai,
Tapi kenapa aku begitu sulit menemukan waktu untuk bersama mereka?
Inikah yang disebut perjuangan?

Aku merasa sendiri,
Dan terkadang kesendirian ini membuatku ragu,
Meragukan sesuatu yang telah TUHAN sediakan di penghujung tangga itu.


ANSAR
Siwa, Sabtu 11 januari 2014

Puisi: 30-03-2014

Aku merasakannya…
Ribuan malaikat memelukku
Aku merasakannya…
Waktu berhenti sejenak
Ketika kalimat suci itu kuucapkan,
Dan ketika semua orang meng-aminkannya

Subahanallah…
Alangkah indah hari itu,
Ribuan pintu-pintu cinta
Terbuka lebar dan menyambutku.
Ucap syukur mengiringi desir darahku.

Ketika tulang rusuk ini
Menemukan pasangannya.
Ketika bagian dari raga ini
Kembali dan menjadi satu.
Dan cintaku pun bertasbih.

ANSAR
SIWA, 10 APRIL 2014

Pesona di Balik Cadar

Matahari berpendar ketika awan hitam melintas di sisinya.
Hijau daun seketika memudar, butiran Kristal di hamparan samudra sirna.
Tapi di sisiku ada cahaya lain yang mengalihkan titik pandanganku,
Cahaya yang tak menyilaukan, tapi justru membumbui hatiku dengan kesejukan.

Ia melintas dalam balutan busana islami.
Di balik cadar berwarna hijau muda, ia jaga kehormatannya.
Aku tak mampu melihat senyum di bibirnya,
Tapi kedua matanyalah yang menyuguhkan keindahan itu
Mana kala pandangan kami beradu di titik yang sama.

Sekian detik aku menyelami bening indah itu,
Ada ketulusan yang menari indah di dalamnya.
Hanya sekian detik,
Ia pun mengalihkan pandangannya dengan gaya khas wanita muslimah.
Ia berlalu tanpa sepatah kata pun,
Membiarkan jantung terpenjara pesonanya.

Aku terpaku,
Mencoba menafsirkan apa yang terjadi sekian detik yang lalu.
Mata ini begitu betah memandangnya,
Mengiringi langkah kecil yang membawanya semakin jauh.

Tuhan … jika yang baru saja melintas adalah seorang bidadari,
Tunjukkanlah cara agar aku bisa merebut selendangnya.
Dan jika memang dia yang Kau ciptakan dari tulang rusukku,
Maka jalinkanlah pertemuan kami selanjutnya dengan cara terindah-Mu.
Namun jika semua ini hanya halusinasi,
Maka sadarkanlah hamba, lumpuhkan segala ingatan ini akan pesonanya.
Tentang cahaya yang melintas seketika,
Tentang kesejukan yang menyapa tiba-tiba,
Ya, tentang dia, kaum hawa yang mampu memikatku di balik cadarnya.
Bahkan hanya dengan sekali pandangan.

ANSAR
Siwa, Senin 27 januari 2014

Impian Lama

Tiba-tiba hari ini terasa berbeda, entah muncul dari pintu mana, tiba-tiba angan-angan ini terwujud dengan sangat mudah. Aku tak berani berharap lebih, tapi aku kembali melihat malaikat-malaikat itu menata undakan untukku menuju ke impian lama. Ya, menjadi seorang penulis.