Minggu, 19 Juli 2015

Pesona di Balik Cadar

Matahari berpendar ketika awan hitam melintas di sisinya.
Hijau daun seketika memudar, butiran Kristal di hamparan samudra sirna.
Tapi di sisiku ada cahaya lain yang mengalihkan titik pandanganku,
Cahaya yang tak menyilaukan, tapi justru membumbui hatiku dengan kesejukan.

Ia melintas dalam balutan busana islami.
Di balik cadar berwarna hijau muda, ia jaga kehormatannya.
Aku tak mampu melihat senyum di bibirnya,
Tapi kedua matanyalah yang menyuguhkan keindahan itu
Mana kala pandangan kami beradu di titik yang sama.

Sekian detik aku menyelami bening indah itu,
Ada ketulusan yang menari indah di dalamnya.
Hanya sekian detik,
Ia pun mengalihkan pandangannya dengan gaya khas wanita muslimah.
Ia berlalu tanpa sepatah kata pun,
Membiarkan jantung terpenjara pesonanya.

Aku terpaku,
Mencoba menafsirkan apa yang terjadi sekian detik yang lalu.
Mata ini begitu betah memandangnya,
Mengiringi langkah kecil yang membawanya semakin jauh.

Tuhan … jika yang baru saja melintas adalah seorang bidadari,
Tunjukkanlah cara agar aku bisa merebut selendangnya.
Dan jika memang dia yang Kau ciptakan dari tulang rusukku,
Maka jalinkanlah pertemuan kami selanjutnya dengan cara terindah-Mu.
Namun jika semua ini hanya halusinasi,
Maka sadarkanlah hamba, lumpuhkan segala ingatan ini akan pesonanya.
Tentang cahaya yang melintas seketika,
Tentang kesejukan yang menyapa tiba-tiba,
Ya, tentang dia, kaum hawa yang mampu memikatku di balik cadarnya.
Bahkan hanya dengan sekali pandangan.

ANSAR
Siwa, Senin 27 januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar