Hijau
daun seketika memudar, butiran Kristal di hamparan samudra sirna.
Tapi
di sisiku ada cahaya lain yang mengalihkan titik pandanganku,
Cahaya
yang tak menyilaukan, tapi justru membumbui hatiku dengan kesejukan.
Ia
melintas dalam balutan busana islami.
Di
balik cadar berwarna hijau muda, ia jaga kehormatannya.
Aku
tak mampu melihat senyum di bibirnya,
Tapi
kedua matanyalah yang menyuguhkan keindahan itu
Mana
kala pandangan kami beradu di titik yang sama.
Sekian
detik aku menyelami bening indah itu,
Ada
ketulusan yang menari indah di dalamnya.
Hanya
sekian detik,
Ia
pun mengalihkan pandangannya dengan gaya khas wanita muslimah.
Ia
berlalu tanpa sepatah kata pun,
Membiarkan jantung terpenjara pesonanya.
Aku
terpaku,
Mencoba
menafsirkan apa yang terjadi sekian detik yang lalu.
Mata
ini begitu betah memandangnya,
Mengiringi
langkah kecil yang membawanya semakin jauh.
Tuhan … jika
yang baru saja melintas adalah seorang bidadari,
Tunjukkanlah
cara agar aku bisa merebut selendangnya.
Dan
jika memang dia yang Kau ciptakan dari tulang rusukku,
Maka
jalinkanlah pertemuan kami selanjutnya dengan cara terindah-Mu.
Namun
jika semua ini hanya halusinasi,
Maka
sadarkanlah hamba, lumpuhkan segala ingatan ini akan pesonanya.
Tentang
cahaya yang melintas seketika,
Tentang
kesejukan yang menyapa tiba-tiba,
Ya, tentang
dia, kaum hawa yang mampu memikatku di balik cadarnya.
Bahkan
hanya dengan sekali pandangan.
ANSAR
Siwa,
Senin 27 januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar