Rabu, 17 Februari 2021

Review Novel "Meskipun Hujan Masih Turun"

 


Judul       : Meskipun Hujan Masih Turun

Penulis   : Shabrina Ws

Penerbit : Yutaka

Editor     : Sigit Wibowo

Cover      : Sarupani

Layout    : Eros Rosita

Cetakan  : Pertama, November 2020

Tebal       : 249 hlm

ISBN        : 9786239442477

Blurb:


Kita memang tidak bisa menerka akan bertemu siapa dalam perjalanan. Seperti kau dan aku yang tak pernah berencana saling menghampiri.


Kita dipertemukan pada suatu musim yang deras, berbagi keredaan di sebuah bangku kosong, sebelum kereta membawa kita ke stasiun yang berbeda.


Lalu musim diwarnai cerita-cerita kecil, kepingan gambar, potongan video, hingga petikan-petikan lagu.


Tak ada yang tahu akan ke mana perjalanan kisah ini. Yang aku tahu, aku hanya tidak ingin di antara kita saling melukai, dengan cara apa pun.


***


Review singkat:

Bertemu dengan novel ini adalah salah satu pertemuan paling mengesankan antara buku dan penikmatnya di hidup saya. Saya mencintainya tanpa "tapi". Perasaan itu muncul sejak cerita dibuka dan terus membubung hingga akhir.

Openingnya memang bukan sesuatu yang menggegerkan, atau sekotak teka-teki yang bikin nggak tenang sebelum terpecahkan. Cerita justru dibuka dengan pertemuan lazim yang sangat mungkin terjadi kepada siapa saja di stasiun. Namun, di sinilah penulis memperlihatkan kelihaiannya mengolah kata. Sebagai pembuka, adegan sederhana itu berhasil menyakinkan bahwa kita akan mendapatkan pelayanan prima sepanjang cerita.

Berbekal gelas bekas dan nomor ponsel yang Senggani bawa pulang dari stasiun, penulis pun mengembangkan ceritanya menggunakan POV 1. Di POV ini, penulis yang berhasil mampu menggiring pembaca masuk sebagai tokoh utama. Dan saya merasakan itu. Bagaimana Senggani mulai penasaran dengan lelaki yang mengenalkan diri sebagai Pengelana itu, bagaimana dia mencarinya di sosial media, hingga mereka terhubung dengan cara yang tidak terduga.

Bahasanya sederhana tapi memikat. Beberapa bagian rasanya nggak cukup hanya dibaca sekali, saking cantiknya susunannya. Selain quotable, novel ini juga menyajikan tips-tips menulis. Jadi, kalau sekadar keren rasanya nggak cukup. Novel ini lebih dari keren.

Di awal-awal saya memang sempat membayangkan beberapa kemungkinan yang ternyata tidak sesuai alur cerita. Namun, apa yang penulis sajikan memang sudah seharusnya begitu. Dia tahu bagaimana membahagiakan tokoh-tokohnya tanpa mengesampingkan luka.

Setiap karya pasti tidak luput dari kekurangan, begitupun dengan novel ini. Namun, di mata saya yang telanjur cinta dari awal, kekurangan itu tidak terlihat. Mungkin baru kelihatan setelah dibaca ulang dengan misi khusus mencari kekurangan itu sendiri.

Overall, novel ini cocok banget sebagai teman bersantai karena ceritanya emang ringan dan ngalir banget. Selain itu, hampir semua orang pernah mengalami garis besar cerita ini.