Minggu, 09 Desember 2018

Review Novel: Alam Raya


Judul           : Alam Raya
Penulis        : rkyawan
Penerbit      : AT Press
Editor           : Ariny NH.
Layout         : Kesatria
Cover           : Kesatria
Cetakan       : Pertama, Juni 2018
Tebal            : 98 hlm
ISBN             : 978-602-52097-9-6

Blurb:
Kisah bermula saat suatu malam di Tanjung Garam, jatuh benda bercahaya yang menyilaukan. Benda asing yang diduga meteor itu jatuh di sisi timur, merangsek di antara rimbunnya hutan bakau.

Alam Raya, bocah laki-laki yang baru saja pulang dari surau ikut kaget dengan datangnya Kilauan cahaya itu. Bersama warga lain, ia ikut berlari ke arah jatuhnya benda asing tersebut. Tak ada yang tidak penasaran atas kejadian ini. Ibu-ibu keluar dari rumah, para bapak berlari mengejar, anak-anak--umumnya laki-laki--ikut membuntut di belakang.

"Meteor-meteor!" Begitu orang berteriak-teriak, melolong bagai kesetanan.

Tentang Raya yang tidak bisa berenang. Tentang Bahri dan Ayuni yang begitu menyayangi anak lelakinya. Tentang Siraid yang selalu bercerita tentang kakeknya. Dan, tentang Djamal yang merindu Tuhan-nya.

***

Alur Cerita:
Suatu malam benda bercahaya jatuh di hutan bakau. Tanjung Garam geger. Semua orang ingin tahu benda apa itu, termasuk Raya. Meski diduga kuat meteor, rasa penasaran itu tidak akan sirna sebelum melihatnya langsung. Namun, setelah mereka mencari, bahkan sampai turun ke air, benda misterius itu tidak ditemukan.

Hari-hari berlalu. Benda misterius itu mulai dilupakan karena tak kunjung ditemukan. Namun tidak dengan Raya. Ia tetap mencari, hingga bertemu sesuatu.

"Semburat jingga menelusup masuk ke dalam rongga-rongga hutan bakau. Seseorang bertubuh kurus berjalan dipandu sepuluh ekor anjing di depannya. Wajahnya pucat pasi, serupa mayat yang telah lama dikubur dan kemudian bangkit."_(hal 21)

Pencarian Raya akan benda bercahaya itu berakhir setelah Djamal--penjaga hutan bakau--menemukannya dalam keadaan tidak sadar. Semua orang jadi bingung dan panik, terlebih Bahri dan Ayuni selaku orangtua Raya.

Dalam kondisi tidak sadar itu, Raya melakukan perjalanan. Perjalanan yang membingungkan sekaligus mengasyikkan. Sementara Djamal terus berusaha mengembalikan kesadarannya.

"Dan seketika itu juga dirinya luar biasa kaget. Wujudnya kali ini adalah seekor cecak yang merayap di bilik kamar seorang gadis."_(hal 47)

Bahri menyalahkan diri sendiri. Setelah petaka yang menimpa Raya, ia merasa gagal jadi orangtua. Rasa bersalah yang berlarut-larut membawanya bergabung dengan Bapak-bapak dan pemuda di balai desa yang tengah berunding untuk sebuah keputusan besar.

Sementara itu, Raya yang tadinya lumpuh, mulai menunjukkan kemajuan setelah beberapa kali Djamal memijatnya dengan nyala api yang melayang-layang.

"Jika kemarin tangan kanannya sudah bisa digerakkan, hari ini kemajuan yang sama ditunjukkan tangan kirinya. Bocah laki-laki itu sudah bisa menggenggam, meski tak kuat genggamannya."_(hal 67)

Berawal dari usul kepala desa, mereka memutuskan untuk membakar hutan bakau yang dianggap telah mencelakai Raya. Namun, tiba-tiba hujan turun sederas-derasnya.

Apa yang terjadi selanjutnya? Yuk, segera miliki buku keren ini untuk menikmati sajian kisah yang tak biasa. 😊
***

Review:
Jujur, saya bukan penikmat surealis. Makanya, saya agak heran bisa betah menikmati novel ini sampai akhir tanpa melompati selembar pun. Mungkin karena opening yang dijadikan penulis sebagai sandaran ternyaman untuk pembaca, lumayan berhasil. Sejak dikabarkan adanya cahaya yang jatuh di Tanjung Garam, saya langsung penasaran. Terlebih setelah alurnya dibikin muter-muter dan semakin banyak menjejakkan tanda tanya yang berpotensi bikin sesak bila tak ditunaikan.

Penulis menyajikan kisah Raya dengan narasi yang berbobot, rapi dan berkarakter. Terlihat sekali bahwa kemampuannya di atas rata-rata. Kalimat per kalimat dipenuhi percikan misteri, yang butuh fokus khusus agar bisa mendalami cerita dengan baik. Kendati demikian, novel ini jauh dari kesan membosankan. Secara tidak langsung penulis pandai menjanjikan sesuatu yang menarik di akhir.

Saya paling suka penggambaran setting-nya yang benar-benar berhasil tergambar jelas di benak. Tiap-tiap adegan terputar seperti film dalam kepala. Sampai-sampai saya merasa pernah melihat langsung suasana Tanjung Garam saat diterjang badai.

Yang perlu kehati-hatian, lompatan-lompatan adegannya cukup padat, beberapa bagian berpotensi membingungkan kalau kita tidak cermat. Terlebih kalau dibaca sambil lalu. Tapi dari sinilah banyak tikungan yang menghasilkan kepingan puzzle yang sungguh menarik untuk disatukan.

Salah satu nilai plus, novel ini minim typo. Nyaris tidak ada. Saya hanya terganggu dengan "ya, ya, ya" yang lumayan sering muncul. Mungkin ini ciri khas penulis, atau siasat agar cerita yang terbilang berat ini terkesan lebih santai. Saya juga kurang nyaman dengan kalimat "Masuk ke dalam" yang juga digunakan berkali-kali. Pasalnya, kalau sudah masuk, otomatis ke dalam. Jadi mungkin cukup "masuk" saja. Kecuali (mungkin) pada konteks tertentu.


Overall, bagi kamu pencinta surealis, wajib banget baca buku ini. Temanya terbilang sederhana, lalu dieksekusi sedemikian pelik. Ini memang bukan bacaan ringan, tapi setelah mencicipi bab-bab awal, dijamin kamu akan terbuai.

Minggu, 02 Desember 2018

Review Novel: Oranye


Judul          : Oranye

Penulis      : Ann Soe

Penerbit    : Pena Borneo

Editor         : Nani Sumarni

Layout        : Tim Pena Borneo

Cover          : Wahyudi

Cetakan      : Pertama, Desember 2017

Tebal           : 202 hlm

ISBN            : 978-602-50239-6-5

Blurb:
Brusssh!
Haidar melakukan dunk dengan sempurna, bertepatan dengan peluit tanda kuarter kedua berakhir. Rupanya, tak hanya memasukkan bola ke keranjang dengan tepat, Haidar juga berhasil masuk ke hati Aika.

Sebuah keterpaksaan menonton pertandingan basket membuat Aika jatuh cinta untuk pertama kalinya. Pemuda itu adalah Haidar, yang berhasil membuat Aika berusaha habis-habisan untuk pedekate, sampai harus memanfaatkan kakak sepupunya, Alfan. Tapi siapa sangka, sesuatu yang disangka Aika hanya cinta monyet pengisi masa SMA menjadi pembelajaran berharga untuknya.

Tak hanya menemukan cinta, Aika juga mendapatkan sahabat, menemukan kembali arti sebuah keluarga, dan yang paling utama ia mendapati bahwa masa remaja tak melulu mengenai cinta, tapi juga tentang menemukan impian dan waktu menyusun pondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan.

Alur Cerita:
Aika tidak suka aktivitas outdoor, terlebih sampai harus berpanas-panasan dan berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan pertandingan basket persahabatan antar dua sekolah. Tapi demi sepupunya, kali ini ia menurut.

Namun siapa sangka, di tengah permainan Aika terpikat pesona pemain nomor 19 dari SMA Nusa. Terlebih saat pemuda itu berhasil melakukan dunk yang sukses membawa timnya meraih kemenangan di detik-detik terakhir.

Melalui Risti, cewek berkacamata  yang kebetulan bersebelahan dengannya, Aika mulai mengorek informasi tentang si nomor 19 perlahan-lahan, yang ternyata bernama Haidar. Entah, Aika begitu yakin dengan perasaannya. Karena itu ia bertekad untuk memperjuangkannya.

"Rupanya, tak hanya memasukkan bola ke keranjang dengan tepat, Haidar juga berhasil masuk ke hati Aika lewat dunk-nya."_(hal 22)

Aika tidak main-main dengan perasaannya. Ia rela mendatangi sekolah Haidar hanya untuk menyaksikan pemuda itu latihan basket bersama timnya. Beruntung di sekolah itu juga ada Alfan, kakak sepupu Aika, yang kemudian sering dimanfaatkan oleh Aika.

Setelah berhasil berkenalan dengan Haidar, Aika mulai kepikiran untuk menyatakan perasaannya lebih dulu. Ia tetap bersikukuh saat Alfan melarangnya. Bahkan, ia mengajak kakak sepupunya itu taruhan.

"Nggak ada salahnya usaha, kan? Siapa tahu aku bakal jadi cewek pertama yang bisa naklukin si nomor 19."_(hal 78)

Aika berhasil memenangkan taruhan. Dengan kata lain ia jadian dengan Haidar. Hari-hari selanjutnya pun begitu manis, sangat membahagiakan bagi keduanya. Namun, ada satu masalah yang tidak disadari keduanya, yang membuat mereka terpaksa berhadapan dengan hal buruk. Baik Haidar maupun Aika, mereka kemudian dihadapkan dengan rasa bersalah, yang membuat hubungan mereka merenggang.

"Jantung Aika melewatkan satu degupan. Matanya menatap Haidar tak percaya. Mulutnya bahkan tak bisa melakukan apa pun selain ternganga. Ia sungguh tak menyangka Haidar akan melakukan ini padanya."_(hal 133)

Di tengah ketidaknyamanan itu, masalah besar menimpa keluarga Aika, yang membuat kehidupan mereka berubah drastis. Kini, Aika harus berjuang untuk menerima kenyataan, lalu memperbaikinya perlahan-lahan.

Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana akhir kisah ini? Yuk segera miliki bukunya dan temukan sendiri jawabannya.

Review:
Asyik sekali membaca novel ini. Opening-nya keren, ditambah lagi sosok Aika yang supel, berhasil membawa kita memasuki dunia remaja yang penuh warna.

Temanya sangat sederhana, tapi penulis berhasil mengeksekusinya dengan baik. Bahasanya ringan, santai, dan meremaja banget.

Awalnya saya pikir pembahasannya hanya seputar cinta, ternyata cukup kompleks. Saya paling suka kisah persaudaraan dan persahabatan yang ikut dipaparkan di sini. Semua dikupas dari sisi berbeda yang menampakkan banyak pesan moral untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dialog antar tokohnya juga elegan, tidak bertele-tele. Pokoknya enak banget dibaca.

Saya juga suka bagian yang membahas pentingnya kekompakan sebuah tim dan bagaimana menjaganya agar tetap utuh. Yang lebih keren lagi ketika Haidar, Alfan dan teman-temannya menyadari, bagaimana sewajarnya laki-laki menerima kekalahan dan bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Top banget!

Menurut saya novel ini cukup berhasil. Selain beberapa typo, saya tidak menemukan kekurangan lain. Porsinya pas.


Overall, novel ini cocok banget untuk kids zaman now, agar paham, bahwa masa remaja tak melulu soal cinta. Dan cinta yang sehat adalah cinta yang bisa saling mendukung ke arah yang lebih baik, bukan malah menjatuhkan.

Kamis, 29 November 2018

Review Novelet: Tangismu


Judul            : Tangismu

Penulis        : Iksan Mahar

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Yoga Permana Wijaya

Layout          : Tim Jejak CV

Cover            : Meditation Art

Cetakan        : Pertama, September 2017

Tebal             : 231 hlm

ISBN               : 978-602-5455-10-0

Blurb:
Pernah menangis karena kisah asmara? Semua insan pasti pernah merasakan masa-masa terpuruk itu. Dan, setiap insan memiliki cara yang berbeda untuk menyikapi setiap kesedihan yang hadir dari kekasih hati.

Patutkah kita terpuruk dalam kesedihan? Atau harus segera bangkit untuk melanjutkan kehidupan? Seluruh jawaban itu menjadi pilihan setiap insan. Menangis adalah hal terbaik untuk meluapkan kesedihan. Tetapi, bangkit dari keterpurukan sesungguhnya adalah jawaban pamungkas untuk tetap menjalankan roda kehidupan.

Tangismu berisi tiga novelet yang menyadarkan kita bahwa setiap musibah dan kesedihan selalu menyembunyikan hikmah yang tersirat. "Jangan larut dalam sedihmu itu, Sayang. Bangkit dan terus kejarlah mimpi-mimpimu ...."

Nukilan:
Buku ini terdiri dari 3 novelet yang sungguh menyayat.
Novelet pertama berjudul "Pesan tertinggal", berkisah tentang perjuangan Sandi menyelesaikan pendidikan masternya di UM Malaysia. Saat Sandi hampir meraih gelar masternya, seseorang dari masa lalu tiba-tiba kembali menyapa lewat email.

Indah, sahabat sekaligus teman duduk Sandi saat SMA. Mereka sangat akrab waktu itu, dan sebenarnya mereka memendam perasaan yang sama. Namun, Sandi punya alasan kuat hingga memilih menyimpan perasaannya untuk nanti, sampai ia merasa benar-benar siap.

Ketika Indah kembali menghubunginya, Sandi berjanji pada diri sendiri untuk tidak menyia-nyiakannya kali ini. Karena itu, setibanya di tanah air, Sandi langsung menemui Indah. Sayang, apa yang ditemuinya sungguh memilukan.

"Sandi sadar duka itu pasti akan sangat menyiksa batinnya. Bahkan hingga saat ini, Sandi belum mampu memecahkan segala teka-teki yang menghantui pikirannya selama ia di Kuala Lumpur. Teka-teki yang menyimpan rahasia akan keadaan Indah saat ini."_(hal 60)

Novelet kedua berjudul "Arrivederci, Amore!", mengisahkan persahabatan Dani dan Bunga yang juga tetanggaan. Dalam keseharian, Dani selalu ada untuk Bunga. Bahkan, Dani membantu Bunga untuk mendapatkan lelaki idamannya. Sayangnya, sampai bunga berhasil mendapatkan keinginannya, ia belum sadar bahwa sebenarnya tidak ada yang lebih ia butuhkan selain Dani.

Hingga suatu hari Bunga tersadar, setelah hubungannya bersama sang lelaki impian kandas. Namun, segala sesuatunya sudah berbeda. Ada yang tak bisa diperbaiki meski Bunga begitu ingin. Kendati demikian, Bunga tidak ingin menyesal sedikit pun.

"Terkadang apa yang tak pernah kita harapkan kehadirannya, malah itu yang kita raih. Semua itu telah menjadi suratan takdir yang telah ditentukan, dan tugas kita sebagai seorang hamba hanya menjalani dan mensyukuri apa yang telah kita dapatkan."_(hal 106)

Novelet ketiga berjudul "Pelerai Lara", bercerita tentang Andri yang depresi setelah ditinggal nikah oleh kekasihnya. Berbulan-bulan ia larut dalam kesedihan, hingga nyaris menghancurkan hidupnya. Hingga suatu hari, atas anjuran dokter, pihak keluarga sepakat untuk mengasingkan Andri ke Makassar, menjauh dari segala kenangan tentang Aristi. Di sanalah ia ketemu Gina, psikiater yang bertugas membantu kesembuhannya.

Di bawah penanganan Gina, perkembangan Andri cukup signifikan, hingga ia berhasil menemukan dirinya yang dulu. Sepanjang kebersamaan itu, keduanya pun menyadari perasaan istimewa yang tumbuh di antara mereka. Namun sebelum semuanya telanjur jauh, Gina memaparkan sebuah fakta tentang masa lalunya yang cukup membuat Andri terkejut.

"Kamu yakin bisa menerimaku dengan semua yang ada di diriku? Dengan apa yang telah terjadi dan apa-apa yang akan terjadi padaku?"_(hal 206)

Sumpah, saya benar-benar larut mengarungi kesedihan yang seolah tidak ada akhir dalam cerita ini. Kamu penasaran? Yuk segera dapatkan bukunya.

Review:
Dari judul dan nuansa kover, kita sudah bisa menebak akan seperti apa cerita dalam buku ini. Betul, kisah-kisah yang disajikan penuh air mata, juga sayatan pilu yang akan membekas di hati pembaca. Buku ini tidak disarankan untuk kamu yang tidak kuat dengan cerita sad ending. Takut nggak kuat. Hehehe ....

Saya suka diksinya, terkesan smart. Ketiga cerita yang disajikan memiliki kemiripan konsep, yang tentu saja punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan jika boleh memilih, saya paling suka cerita ketiga.
Meskipun cerita-cerita ini dipenuhi air mata, penulis menyampaikannya jauh dari kesan cengeng. Di beberapa bagian kita disuguhi petuah yang cocok untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sayang, cara penulisan yang salah masih banyak saya temukan. Penggunaan kata juga kurang efisien, masih terdapat pengulangan tidak penting di beberapa bagian. Di salah satu cerita, opening-nya juga terlalu pasaran. Tapi saya suka narasinya, terlebih penggambaran setting-nya. Penulis juga piawai menghidupkan tokoh, hingga mereka terasa nyata.


Overall, buku ini cocok banget untuk kamu penyuka sad ending. Ingat, buku ini tidak hanya mengajak kita untuk bersedih, tapi juga mengandung banyak banget pesan moral. Setelah membaca buku ini, mungkin kamu bisa lebih memahami cara menghadapi setiap masalah yang datang.

Senin, 10 September 2018

Review Novel: My Real Boy


Resensi ini tayang di koran Singgalang edisi 9 September 2018

Judul buku           : My Real Boy

Penulis                  : Ansar Siri

Penerbit                 : Buku Pintar Indonesia (Bupindo)

Cetakan                 : I, Agustus 2018

Jumlah halaman   : x + 221 halaman

ISBN                         : 978-602-5849-21-3

Ansar Siri --penulis pendatang baru asal Makassar—hadir meramaikan kancah literasi nasional dengan menelurkan sebuah novel remaja berjudul My Real  Boy. Novel yang awalnya diposting di Wattpad ini akhirnya berhasil mencuri perhatian salah satu penerbit untuk diterbitkan secara mayor. Memang benar adanya naskah itu sudah punya jodohnya masing-masing, novel ini membuktikan. Tak perlu jutaan pembaca seperti naskah-naskah dunia orange lainnya untuk berhasil menembus penerbit, novel ini bahkan belum tayang 100% di wattpad.

My Real Boy bercerita tentang sosok Gilang Rendra, seorang pemuda yang mendadak menjadi idola baru kaum hawa --karena puisi-puisinya di akun wattpad diterbitkan oleh penerbit ternama-- termasuk oleh Alea, seorang gadis yang hobi membaca. Tapi tidak seperti gadis-gadis lain, ketertarikan Alea pada sosok Gilang bukan karena cowok tampan itu memiliki wajah mirip artis Korea, melainkan karena puisi-puisi romantisnya yang sanggup melelehkan hati Alea. Namun apa jadinya, jika tak lama berselang, sosok Gilang tiba-tiba muncul menjadi siswa baru di sekolahnya dan secara nyata malah mengungkapkan perasaan sukanya pada Alea? Apakah Alea masih bersikap sama, hanya mengagumi puisinya?

Jangan mengira ini adalah konflik dari cerita, karena sesungguhnya, Ansar Siri baru saja memulai kisahnya. Sebuah pembuka kisah yang tentu akan membuat pembaca semakin penasaran, menghadirkan konflik di awal-awal cerita. Penulis kelahiran Bone Sulawesi Selatan ini ternyata mulai memainkan kepiawaiannya dalam meramu cerita, itu baru konflik pembuka, masih banyak konflik-konflik lain yang kemudian bermunculan dalam cerita yang tentu akan membuat kita sebagai pembaca enggan meninggalkan buku ini sebelum mengakhirinya.

My Real Boy tidak melulu bercerita tentang kisah cinta Gilang dan Alea. Naskah setebal 220 halaman ini mengandung kisah-kisah cinta lain yang diusung tak hanya sebagai pelengkap, tapi merupakan  bagian penting dalam novel. Ada kisah tentang indahnya persahabatan antara Alea, Ratih, dan Delon, yang sempat retak karena kehadiran Gilang. Tapi tak berlama-lama, cinta akhirnya menyatukan persahabatan itu kembali. Ada kisah tentang indahnya jalinan kasih sayang yang dibangun oleh Hadi dan Rahma dalam membesarkan Alea yang ternyata bukanlah anak kandung mereka. Juga kisah alasan dibuangnya Alea oleh sang ibu kandung yang lagi-lagi bukan tanpa alasan, semua karena cinta.

Menariknya lagi dari novel ini, kita akan disuguhkan quote-quote menarik yang terlontar dalam dialog-dialog antar pemerannya. Kata-kata puitis yang dirangkai penulis dengan indah itu tentunya akan semakin membuat kita terhanyut membacanya. Berikut adalah beberapa kutipannya:

“Gue mampu menulis ribuan bait puisi, tapi lenyap seketika jika harus gue ucapkan di depan lo. Karena perasaan gue bukan sesuatu yang butuh dimanipulasi, tidak perlu dimanis-maniskan. Ini kesungguhan.” (halaman 46)

“Bukankah dari dulu teori persahabatann selalu sama? Senang bareng, susah bareng, gila juga bareng.” (halaman 70)

“Gue nggak akan nyuruh lo belah dada gue biar bisa percaya, itu terlalu mengerikan.” Gilang menyingkirkan kapas yang terapit di jemari Alea, lalu meletakkan tangan itu di dadanya. “Tapi coba rasakan ini, adakah detak keraguan?” (halaman 80)

“Jauh sebelum aku mengenal cinta, dia pernah menjadi satu-satunya sinar dalam gelap, reda dalam kecamuk, dan teman dalam sepi. Berkat dia, aku mengenal dunia baru yang kusebut bahagia.” (halaman 218)

Hampir lembar demi lembar dalam novel ini berisi kata-kata puitis yang merupakan ciri khas penulis yang memang konsen dalam menulis novel romance ini.
Pun begitu, tak berarti novel ini tidak mempunyai kekurangan. Kekurangan pertama yang langsung terlihat sepertinya terdapat pada cover. Entahlah, mungkin ini hanya soal selera, tapi saya benar-benar tidak menyukai cover yang terlihat terlalu sederhana itu. Warna background-nya terlalu suram untuk ukuran anak remaja yang menyukai hal cemerlang dan terang benderang. Menurut saya alangkah baiknya background kelabu itu diganti warna putih –tentu saja tulisan putih pada cover diganti dengan hitam atau yang lain—yang akan membuat buku ini punya daya tarik sebelum pembaca mengetahui isinya yang memang jauh lebih  menarik.

Kesalahan ketik juga masih terdapat di beberapa tempat dalam buku ini. Seperti book stagramer yang ditulis book stragmer, jogging yang ditulis jongging, atau nangis yang ditulis nagis. Mengingat buku ini sudah mendapat sentuhan editor, tentunya kesalahan-kesalahan seperti itu tidak boleh dibiarkan terjadi.

Terlepas dari semua itu, secara keseluruhan, saya menilai buku ini layak untuk diapresiasi. Penulis berhasil memulai, mengembangkan, dan pada akhirnya mengakhiri cerita ini dengan baik. Satu dari sekian banyak pesan yang tersirat dalam novel ini adalah bahwa jodoh itu sudah ada yang atur. Orang yang kita sayang belum  tentu akan menjadi jodoh kita, sebaliknya, orang yang kita benci, bisa jadi adalah jodoh yang telah disiapkan-Nya untuk kita.

Buat kamu yang penasaran siapa sebenarnya The Real Boy-nya Alea dalam cerita ini, buruan datangi toko buku terdekat, ambil novelnya dan segera bawa ke hadapan kasir. Percayalah, setelah membaca novel ini, kalian akan merindukan karya-karya lain dari Ansar Siri.


Perensesi: uda_agus27

Rabu, 15 Agustus 2018

Review Novel: Lucky and The Luck of Star Stone


Judul            : Lucky and The Luck of Star Stone

Penulis        : Ergina Nugraheni

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Tim CV Jejak

Layout         : Tim CV Jejak

Kover           : Rendi Saiful Azid

Cetakan       : Pertama, September 2017

Tebal            : 188 hlm

ISBN             : 978-602-5455-26-1

Blurb:
Dia seorang bocah laki-laki berumur 14 tahun. Keluarganya hanya sepasang manula yang gila menulis. Dia tidak memiliki teman, hanya dengan waktu dia habiskan bersama. Berkeliling dunia, beradaptasi dengan kota-kota baru dan aneh. Mencari kehangatan pelukan ayah dan ibu. Mencari teman, mencari kepingan ingatan yang hilang. Seorang bocah amnesia yang terseret dalam lautan waktu masa lalu, kini, dan masa depan. Bersama kawan kecilnya yang seekor kelelawar, kehidupan gersangnya pun berubah. Kini ia harus mengakhiri pencarian 14 tahun lamanya untuk menemukan cahaya dan melawan kegelapan yang merenggut kebahagiaan hidup anak-anak pada umumnya, kehidupannya. Namanya Lucky, dia yang terjebak di sebuah kota tanpa warna, The Coral City.

***

Alur Cerita:
Lucky merasa aneh dengan dunia di sekitarnya. Di sekolah, ia tidak punya teman. Entah kenapa mereka menjauhinya. Di kelasnya, ada seorang siswa yang menarik perhatiannya. Entah, ia merasa siswa itu sama seperti dirinya, manusia normal yang pura-pura berbaur dengan siswa yang lain.

“Sikapnya berbeda dengan siswa-siswa yang lain. Aku merasa dia adalah manusia normal yang terjebak dalam lingkungan orang-orang aneh dan misterius di kota kecil ini, Kota Coral.”_(hal 8)

Pada akhirnya Lucky penasaran untuk menyelidiki kota tempat tinggalnya itu lebih jauh. Rasa penasaran itu membawanya menemukan sebuah buku tentang sejarah Kota Coral di perpustakaan sekolah.

Suatu hari, Lucky berkeliling, hendak memastikan kebenaran buku itu. Namun, keadaan yang ia temukan sangat berbanding terbalik dengan isi buku. Ia malah masuk ke hutan dan bertemu makhluk mengerikan.

Lucky kembali ke rumah dengan pikiran yang semakin rumit. Ia berusaha mengenal kota itu, tapi apa yang ia temukan di hutan tadi semakin membuatnya bingung.

Di tengah kebingungan itu, seekor kelelawar aneh yang bisa bicara memasuki kamarnya. Lucky ingat, itu kelelawar yang sama dengan yang dilihatnya di hutan. Sebelum pergi tanpa sepengetahuan Lucky, kelelawar itu menulis pesan misterius di cermin.

“Empat belas tahun umurmu sekarang. Waktunya telah tiba. Bulan telah bersinar kembali. Cari buku mengenai kota ini. Temukan lembaran buku yang hilang. Temukan semua yang kau cari. Waktumu tak banyak. Cepatlah!”_(hal 36)

Meski tak paham dengan isi tulisan itu, Lucky merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Pasti ada yang tidak beres di sini. Ia harus segera bertindak.

Karena terus kepikiran isi pesan misterius itu, Lucky mengendap-endap keluar rumah. Ia harus ke perpustakaan sekolah, menemukan buku sejarah Kota Coral. Nahas, aksinya ketahuan oleh si penjaga perpustakaan yang ternyata bersekutu dengan Matrik, manusia setengah kelelawar yang juga ditemuinya di hutan.

Lucky ditawan, dengan alasan yang tidak ia pahami. Kata Matrik, Lucky sebuah ancaman yang bisa membawa perubahan buruk untuk Kota Coral yang menurutnya sudah damai. Lucky memiliki nama yang sama dengan penulis buku sejarah Kota Coral. Umurnya pun tepat 14 tahun ketika bulan kembali bersinar, seperti dongeng kuno yang dipercayai penduduk Kota Coral. 14 tahun setelah buku itu ditulis, akan datang seseorang yang akan membawa perubahan. Dan menurut Matrik, orang itu adalah Lucky.

“The Coral City adalah buku karangan penulis Lucky Luck. Tidak ada yang tahu dia sekarang ada di mana. Di buku ini juga tidak tertulis seluk-beluk tentang dirinya.”_(hal 49)

Belum sempat mengerti apa yang terjadi di kota ini, Lucky sudah terjebak di posisi yang sulit. Benarkah ia orang yang dimaksud dalam dongeng itu? Apa hubungan Lucky dengan buku sejarah Kota Coral?

Segera miliki buku ini dan temukan sendiri jawabannya.

Review:
Saya selalu salut dengan penulis yang berani mengambil genre fantasi. Terlebih jika berhasil membangun dunia fantasi yang baru. Benang merah dalam novel ini bukan baru-baru amat, tapi unik.

Di awal, penulis berhasil membangun rasa penasaran. Buku sejarah Kota Coral yang tak sengaja ditemukan  Lucky menarik perhatian. Tentang  siapa sebenarnya penulis  buku itu, di mana bagian yang hilang,  kenapa bisa hilang, dan banyak lagi. Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itu, mengikuti kisah Lucky jadi sangat asyik, seru dan menegangkan.

Story telling-nya lumayan enak, hanya saja tata cara penulisan masih agak berantakan. Banyak juga pemborosan kata. Hal ini tertolong dengan cara penulis mengeksekusi ceritanya, yang menurut saya cukup berhasil.


Overall, novel ini lumayan menghibur. Kisah fantasi yang ringan dengan konflik yang tidak terlalu padat.

Senin, 13 Agustus 2018

Review Film: Serendipity


Sinopsis:
Setelah ayahnya wafat, Rani harus berjuang untuk hidupnya sendiri dan ibunya. Rani terpaksa menjadi Lady Escort untuk sebuah klub malam.

Namun, tidak ada yang tahu persis kisah Rani sebenarnya. Termasuk Arkan, pacarnya. Kisah hidup Rani di sekolah dengan di luar sekolah sangat berbeda.
Nasib sial menghampiri Rani, Arkan mengetahui apa yang dikerjakan Rani setelah pulang sekolah. Kejadian ini kemudian menyebar cepat, dan membuat kehidupan Rani semakin perih. Jean, teman baiknya pun menjauhinya.

Di tengah kesendiriannya, Rani bertemu dengan anak baru bernama Gibran. Kehidupan Rani jadi semakin rumit setelah Gibran merasa begitu dekat dengan Rani. Sementara itu, Arkan seperti masih menyimpan rasa pada Rani. Seperti apa kelanjutan hidup Rani setelah itu?

Sumber:
Lihat info apa yang saya bagikan: Sinopsis Film Serendipity, Drama Remaja yang Segera Tayang di Bioskop @MIUI | https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/sinopsis-film-serendipity-drama-remaja-yang-segera-tayang-di-bioskop/

_*_

Kesan setelah nonton:
Menghanyutkan.

Saya berhasil diajak masuk ke kehidupan Rani. Saya turut merasakan sepelik apa kondisi yang dihadapinya.
Yang saya acungi jempol adalah akting para pemainnya. Sebab, konfliknya sebenarnya bukan hal baru, tapi mereka berhasil memerankannya sangat apik hingga lekat di benak saya.

Dibanding Arkan, saya lebih suka Gibran. Karena itu, saya rada kecewa sama ending-nya. Bukan nggak setuju, tapi mungkin bisa dibuat sedikit lebih adil untuk Gibran dan penonton yang simpatik padanya. Emang ending-nya gimana? Ah, nonton saja, ya. 😁

Yang agak janggal hanya di bagian konflik orangtua mereka, yang di awal tampak menggebu-gebu, namun diselesaikan dengan sangat enteng. Tidak ada pembantahan yang bisa menaik-turunkan suhu cerita. Satu lagi, menurut saya, karakter Gibran agak ngambang. Tiba-tiba pindah sekolah dan femes. Latar belakangnya apa? Terus, kita tidak pernah diperkenalkan dengan keluarganya. Emang nggak harus, sih, tapi dibanding Rani dan Arkan, Gibran berasa berdiri sendiri.


Overall, film ini lumayan keren. Pesannya, jangan sok menilai kehidupan orang lain. Sebab yang terjadi sesungguhnya belum tentu sesuai dengan apa yang terlihat.

Senin, 06 Agustus 2018

Review Film: Mission Impossible Fallout


MISSION: IMPOSSIBLE - FALLOUT masih mengisahkan tentang Ethan Hunt (Tom Cruise). Ethan lagi-lagi harus menghadapi masalah yang melibatkan masa lalunya sebagai mantan anggota Impossible Mission Force (IMF). Petualangan Ethan dimulai ketika misi IMF gagal dan dunia terancam hancur karena adanya perebutan benda yang bisa mengancam terjadinya perang nuklir.

Ethan pun harus bisa menyelesaikan misi penyelamatan dunia dengan diburu waktu serta harus menghadapi hadangan dari pembunuh dan mantan rekannya yang ingin dia gagal. Bukan cuma itu masih ada campur tangan dari agen CIA bernama August Walker (Henry Cavill). Maklum kali ini loyalitas Ethan memang dipertanyakan oleh CIA.

Tentu saja Ethan pun tak sendirian dalam menjalankan misi mustahilnya. Ia dibantu oleh teman-temannya seperti Benji Dunn (Simon Pegg), Adan Luther Stickeel (Ving Rhames), dan si cantik Ilsa Faust (Rebecca Ferguson). Mereka pun bersatu untuk mencegah terjadinya perang nuklir.

Selain ceritanya yang bikin tegang, aksi heroik Tom Cruise seperti melompat dari satu gedung ke gedung dan bergelantungan lain masih akan bisa ditonton di seri keenam ini. Henry Cavill yang sebelumnya dikenal lewat perannya sebagai Superman pun juga akan menunjukkan kemampuan yang sama, nggak mau kalah dengan seniornya. Buat para wanita, ketampanan para aktor ini juga akan sangat memanjakan mata.

Sumber: Lihat info apa yang saya bagikan: Sinopsis 'MISSION: IMPOSSIBLE - FALLOUT', Cegah Nuklir Hancurkan Bumi | M.Kapanlagi.com @MIUI | https://m.kapanlagi.com/showbiz/film/internasional/sinopsis-mission-impossible-fallout-cegah-nuklir-hancurkan-bumi-20e7f8.html?utm_source=GoogleAMP&utm_medium=after-content&utm_campaign=AMP-referal-track&utm_content=Baca-Selengkapnya

***

Kesan setelah nonton:
Seru dan menegangkan.

Selain aksi menantang maut dari sang jagoan, apa lagi yang diharapkan dari film action setipe ini?

Meski sempat bosan dengan opening yang menjelaskan benda yang sedang diperebutkan, dengan sedemikian rinci, pada akhirnya saya terpukau dengan kekacauan yang disajikan kemudian. Aksi kejar-kejaran di jalan raya, lompat antar gedung, pertarungan, kebut-kebutan di udara, semuanya menakjubkan.

Ending-nya sudah ketebak, sih. Meski judulnya impossible, pada akhirnya jagoan kita akan berhasil sesuai harapan. Kendati demikian, ada sedikit plot twist di tengah-tengah yang cukup keren.


Durasinya terbilang panjang. Jadi buat kamu penggila action, dijamin puas.

Minggu, 05 Agustus 2018

Review Kumcer: Bias Cinta dari Mukalla


Judul            : Bias Cinta dari Mukalla

Penulis        : Balqis Aziziyah

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Desy Lestari

Layout          : Tim CV Jejak

Kover            : Andi Tri Saputra

Cetakan        : Ketiga, Januari 2018

Tebal             : 166 hlm

ISBN              : 978-602-5455-20-9

Beginning:
Semua orang selalu ingin berbahagia dengan cinta yang mereka rasakan, walaupun tak jarang cinta membawa air mata dan menyisakan sesak di dada. Buku ini kumpulan kisah dan catatan tentang cinta, yang disaksikan, ditangkap, ditulis, dan dikenang oleh penulis dari sebuah kota romantis di pesisir semenanjung Arab, Mukalla, provinsi Hadhramaut, negara republik Yaman.

Mari mengenal lebih jauh tentang cinta dengan mengambil pelajaran dari kisah-kisahnya yang terkadang bahagia, namun tak jarang menguras air mata. Semoga kita dapat berbahagia kumpul bersama yang dicinta dalam rida-Nya, dunia dan akhirat.
Amin.

***

Nukilan:
Buku ini dibuka dengan cerpen penuh luka. Ketika hati seorang perempuan yang gampang terpikat oleh pesona lelaki, menemukan pelabuhan yang dianggapnya paling tepat, namun akhirnya harus berjuang membesarkan hati ketika takdir berkata lain.

“Benarkah yang kudengar tadi? Aku langsung terjatuh duduk di lantai kamar. Telepon sudah lepas dari genggamanku dari tadi. Kakiku serasa tak berpijak. Pikirku serasa tak berputar. Hatiku seakan tak merasa. Mataku bisa melihat, tapi akalku tak bisa mencerna apa yang aku lihat. Malah jadi seakan-akan gelap.”_(Kutipan cerpen "Kisah Ana”_hal 36)

Di cerpen selanjutnya, aroma luka masih menguar. Penyebabnya hampir serupa, namun lebih sesak.

“Cinta itu memang penuh pengorbanan. Tapi kalau kita mau mencerna lagi, kita bisa belajar banyak dari peristiwa yang terkisah dengan asas cinta. Pukulan ini sekaligus menjadi guru terhebat dalam kehidupan saya. Satu hal yang pasti: kita benar-benar butuh petunjuk dan kekuatan-Nya ketika ingin menggenggam cinta.”_(Kutipan cerpen "Luka yang Kembali Terbuka"_hal 157)

Teori tentang cinta mungkin bisa kita temukan di banyak bacaan. Namun, di sini penulis menyuarakannya secara lebih logis.

“Bahwa teori-teori tentang cinta akan jatuh telak ketika dihadapkan langsung dengan kenyataan tentang cinta. Aku merasakannya, aku mengalaminya, dan aku mencoba untuk menghadapinya dengan sepenuh hati, setulus hati, dan sekuat jiwaku. Karena aku punya masa depan dengan yang lain, yang berhak menerima cintaku dengan murni.”_(Kutipan cerpen "Cerita Cinta"_hal 90)

Penulis tak lupa mengangkat hambatan yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari. Perihal restu yang tak kunjung datang hanya karena sang tambatan hati pernah gagal di kesempatan sebelumnya.

“Aku jadi heran, apa surga dunia yang terbingkai dalam mahligai suci pernikahan tidak bisa diraih oleh orang-orang yang pernah gagal membinanya? Serendah itukah mereka memandang orang-orang yang menyandang status duda atau janda?”_(Kutipan cerpen "Kau Ajarkan Aku Cinta"_hal 103)

Kejutan yang saya temukan belakangan, ternyata tidak hanya bercerita, di buku ini penulis juga mempersembahkan kajian cinta dari segala aspek dengan cukup rinci.

“Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.”_(Kutipan Catatan Cinta: Orientasi Cinta Ilahi_hal 143)

Tidak cukup sampai di situ. Bahkan, penulis tak lupa menyinggung soal pernikahan.

“Dalam pernikahan, sepasang suami istri berbagi semua rasa, tanpa terkecuali. Tidak hanya merasakan senang tanpa susah, merasakan bahagia tanpa sedih, atau menikmati tampan/cantik tanpa menerima kejelekan lainnya.”_(Kutipan Catatan Akhir: Cinta dan Pernikahan_hal 163)

Seperti apa buku ini secara keseluruhan? Langsung miliki aja, ya.
***

Review:
Seluruh cerpen dalam buku ini berkisah seputar lika-liku cinta hingga berujung pada kebahagiaan sejati, atau malah luka yang tak berkesudahan. Kisah yang diceritakan Sebenarnya cukup umum, bahkan dengan mudah kita temukan di kehidupan sehari-hari. Tapi di sini penulis sukses membangun karakter yang kuat, sehingga pembaca dengan mudah diajak terlibat dalam cerita dan turut merasakan konflik yang dihadapi si tokoh. Bahasanya cukup sederhana, tapi memikat.

Asyik sekali membaca buku ini. Selain baperin, kisah yang disajikan penuh pelajaran. Banyak petuah yang bikin adem dan membuat kita lebih mengerti seperti apa itu cinta. Dalam buku ini sedikit banyak digambarkan, bagaimana seorang muslimah yang taat menjaga perasaannya. Penulis berhasil meniupkan ruh di setiap goresannya. Yang paling saya suka, meski porsinya kecil, buku ini bisa menambah pembendaharaan kata bahasa Arab.

Jika ada buku fiksi dan non fiksi, khusus untuk buku ini berdiri di tengah-tengahnya. Di bagian akhir penulis menambahkan catatan tentang cinta dan pernikahan yang cukup informatif.

Namun, selain peletakan "ku" kurang tepat, masih terdapat beberapa typo. Ada bagian yang rasanya terlalu mirip curhatan. Jadinya kayak baca buku diary.


Overall, saya suka buku ini. Benar-benar paket cinta super komplit yang sayang jika dilewatkan.

Minggu, 29 Juli 2018

Review Kumcer: Merayu Langit


Judul            : Merayu Langit

Penulis        : Gunung Mahendra

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Iis Tentia Agustin

Layout          : Tim CV Jejak

Kover            : Ivan Eliansyah

Cetakan        : Pertama, September 2017

Tebal             : 148 hlm

ISBN              : 978-602-5455-16-2

Testimoni:
"Cinta, kenangan, dan mimpi disuguhkan dengan sederhana tapi tak kehilangan makna. Manis! Tulisan ini cocok untuk pembaca yang sedang mencari sesuatu dalam hidupnya."
(Sinta Yudisia, Ketua Forum Lingkar Pena (FLP), Psikolog, Penulis)

"Sekumpulan cerpen dalam Merayu Langit adalah bukti kepiawaian Gunung dalam mengolah kata-kata menjadi hidup dan berenerji, kata-kata yang melompat menghias dirinya. Karya yang sangat layak dibaca!"
(Rafif Amir Ahnaf, Ketus Wilayah Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur)

"Sebagaimana galibnya cerita fiksi, Merayu Langit, merambah dunia yang bahkan tidak pernah ada sesungguhnya, meski dengan nama-nama tempat yang bisa dikenali di dunia nyata. Ketertarikan penulisnya kepada daerah yang penuh gejolak karena ketidakadilan politik dunia, menjadi salah satu benang merah yang muncul dalam antologi ini. Pilihan yang menarik karena potongan-potongan kejadian, pertanyaan-pertanyaan yang muncul sesudahnya menyentuh siapa saja yang masih punya nurani. Siapa pun yang masih mau mendengarkan hati kecilnya."
(Antariksawan Jusuf, Ketua Organisasi Budaya Sengker Kuwung Belambangan)

"Membaca buku ini kita serasa masuk di sebuah restoran nan mewah. Segala menu siap disantap namun risiko harganya selangit. Buku yang kaya ide dan ketika membacanya terasa berat hingga dahi berkerut. Ceritanya beda, istimewa dan disajikan dengan sangat apik. Jagad sastra Indonesia harus waspada pada penulis pemula yang brilian ini. Buku pertama dan pantas disejajarkan dengan para peraih nobel sastra. Sungguh. Terakhir, 'kok bisa dia nulis cerita seperti ini?' Jika sudah larut ke dalam cerita, sensasinya sungguh dahsyat, sehingga tidak terasa ketika sudah sampai pada baris terakhir."
(Eko Cahyono, Pendiri Perpustakaan Anak Bangsa Malang)

***

Nukilan:
Buku ini dibuka dengan cerpen yang sangat unik. Penulis berhasil membuat kita terhanyut, bagaimana ketika sebuah benda mati menjadi saksi seorang pria menanggapi gejolak cinta di dadanya. Meski poin yang disembunyikan berhasil saya tebak, namun cerpen ini sangat menghibur.

“Paling tidak, aku telah menyelesaikan misiku dengan baik, sebelum dia menggeletakkanku, meninggalkanku sendiri dengan isi perut yang tak lagi tersisa, dan mencari pengganti yang lain.”_(Kutipan cerpen "Menyulam Pemanas Semesta"_hal 15)

Cerpen selanjutnya, penulis menonjolkan kepiawaian mendeskripsikan situasi di sekitar tokoh. Saya berhasil digiring ke terminal tempat Gunawan bernostalgia. Cara penulis menuangkan suasana hati tokoh pun terasa hidup. Melonya terasa.

“Mengingat-ingat rentetan kejadian itu, Gunawan merasakan berbagai perasaan yang saling berkelindan satu sama lain di dadanya. Senang, sedih, gundah, atau bahkan sukacita. Semua perasaan itu tidak dapat tergambarkan dengan utuh, abstrak.”_(Kutipan cerpen "Terminal Nostalgia”_hal 29)


Yang berhasil saya raba sejauh ini adalah, penulis beberapa kali membuka ceritanya dengan penggambaran situasi yang cukup dramatis dengan permainan kata yang tidak hanya enak dibaca, tapi juga penuh makna.

“Hentakan ribuan kaki menggetarkan permukaan bumi. Begitu panas, begitu pengap. Bahkan, pikiran terlalu sakit untuk berpikir. Tak ada tempat untuk bersandar. Berkeluh kesah. Menyelamatkan harta benda. Menolong sesama. Semua sibuk memikirkan cara meneruskan hidup yang tanpa arti itu. Tanpa arti, bila tak ada kepedulian sosial. Satu per satu jatuh bak daun berguguran.”_(Opening cerpen "Merpati dan Ribuan Matahari"_hal 82)

Menurut saya, beberapa opening sangat sukses memancing minat untuk lanjut membaca.

“Sayup-sayup terdengar bahana derap kaki yang menggetarkan unsur dasar penciptaan manusia. Mengiringi kepalan kehidupan yang kian menyiksa dada. Menyambut peluh yang kian membanjiri sekujur raga. Letupan berona merah jingga yang berkelap-kelip, seakan menjadi pengantar surat menuju Sang Sutradara Semesta. Kabut kepedihan, gelora kepiluan, semilir perih silih berganti menusuk kalbu.”_(Opening cerpen "Syahadat di Bawah Atraksi Dirgantara"_hal 94)

Makin ke belakang, penulis seolah mempertontonkan kebolehannya bercerita. Beberapa cerpen, untuk saya pribadi, butuh lebih dari sekali membacanya untuk benar-benar paham maksudnya. Bukan buruk, tapi karena benang merah yang diletakkan penulis memang agak misterius.

“Satu-satunya petunjuk paling mudah dia mengerti, yang dibeberkan Ibu dengan cara yang mengejutkan Jun, adalah dengan mempertemukannya denga Rara. Seorang gadis sepantarannya yang menjadi anak gadis seorang ibu-ibu penjual gorengan di Pasar Utama.”_(Kutipan cerpen "Merekahnya Cendawan Terakhir"_hal 133)

Di tengah rentetan kalimat dengan kandungan makna sedemikian pekat, sesekali penulis menyelipkan nuansa manis. Ini yang bikin gereget.

“Pacaran? Sepertinya tidak, karena Kumara telah mewanti-wanti bahwa dia tidak ingin menggunakan istilah itu untuk kedekatan mereka. Sahabat? Juga sepertinya tidak. Mungkin, lebih tepatnya sebuah pertemanan istimewa.”_(Kutipan Cerpen "Merayu Langit”_hal 144)

Bagaimana buku ini secara keseluruhan? Yuk, segera miliki dan temukan pengalaman membaca yang baru.

***

Review:
Pertama-tama, izinkan saya memuji perpaduan desain cover, warna, dan judul yang sangat menenangkan. Kedua, mengetahui seluruh cerpen dalam buku ini pernah tayang di media, tak heran jika saya dibikin jatuh cinta sedemikian mudah.

Tema yang diangkat cukup beragam, hingga pada perpindahan dari cerpen satu ke cerpen berikutnya punya peralihan rasa, semacam petualangan dalam aktivitas membaca yang menyenangkan.

Meski penulis banyak menggunakan perumpamaan, bahasanya tetap renyah, tanpa mengurangi makna dari kalimat itu sendiri.

Namun, (barangkali) terbuai kepiawaian meracik kata, dalam mendeskripsikan sesuatu terkadang terlalu datail hingga cerita terasa lambat. Selain tata cara penulisan yang kurang tepat, beberapa kata keseleo, saya juga menemukan peletakan tanda baca yang kurang tepat.

Overall, buku yang tergolong tipis ini lumayan sukses menghibur saya. Banyak hal baru yang belum pernah saya temukan di buku lain.

Sabtu, 28 Juli 2018

Review Film: Bodyguard Ugal-Ugalan


Jenis Film            : Drama, Komedi

Durasi                  : 90 menit

Negara Asal        : Indonesia

Produser             : Dhamoo Punjabi

Sutradara            : Irham Acho Bahtiar

Penulis Naskah  : Ferdy K

Produksi              : MD Pictures

Pemain            : Syahrini, Tamara Bleszynski, Boris Bokir, Muhadkly, Lolox, Anyun Cadel, Melayu Nicole, Ririn Ekawati

Rilis                       : 5 Juli Juni  2018

***

Sinopsis:
Menjadi selebriti terkenal tentu memiliki banyak konsekuensi. Begitu juga dengan Syahrini. Menjadi penyanyi terkenal dengan jutaan penggemar membuatnya sering mengalami hal-hal yang tidak nyaman.

Salah satunya adalah keamanan dan kenyamanan. Pada suatu waktu, Syahrini yang sedang merencanakan konser tunggalnya mulai waspada tentang keselamatannya. Syahrini teringat dengan sosok temannnya, Erin (Tamara Bleszynski).

Bukan sembarang wanita, Erin ternyata bos dari perusahaan keamanan yang bernama “The Guardians”. Setelah bertemu dan bicara banyak hal, Erin sepakat untuk menyiapkan beberapa pengawal pribadi untuk Syahrini.

Nama-nama seperti Acho, Boris, Anyun, Jessica dan Lolox akhirnya terpilih sebagai pengawal pribadi dari perusahaan Erin. Pengamanan super ketat selalu dikerahkan oleh para pengawal pribadinya.

Ketika pelaksanaan konser digelar, tiba-tiba sebuah kejadian aneh terjadi. Syahrini menghilang. Kuat dugaan, Syahrini diculik oleh kelompok kriminal. Para bodyguard yang seharusnya bertugas menjaga Syahrini kecolongan.

Untuk bisa menyelamatkan Syahrini, para bodyguard berdiskusi mematangkan strategi. Strategi yang dijalankan sudah siap, hanya saja semua aksi nyata penyelamatan Syahrini dilakukan secara ugal-ugalan.

Bahkan, operasi penyelamatan Syahrini dilakukan dengan alat-alat ala kadarnya. Bisakah para bodyguard ini menyelamatkan Syahrini? Siapa orang jahat yang ingin menyakiti penyanyi pop terkenal?

Sumber: https://posfilm.com/sinopsis-film-bodyguard-ugal-ugalan-2018-usaha-menyelamatkan-syahrini/

***

Kesan setelah nonton:
Lucunya cetar membahana. Sangat menghibur.

Untuk penggemar Syahrini, pasti puas banget dengan sajian film ini. Bagaimana tidak, sepanjang film, kita banyak dimanjakan ulah Syahrini yang ada-ada aja.

Namun dari segi plot menurut saya terlalu datar dan kurang menggigit. Twist yang coba dihadirkan pun terlalu cemeng. Beberapa adegan lucunya agak maksa. Tingkah laku Syahrini yang "manja", ada beberapa bagian yang menurut saya kurang masuk sehingga mengurangi estetika film.

Review Film: Insya Allah Sah 2


Jenis Film           : Drama, Komedi, Aksi

Durasi                 : 90 menit

Negara Asal       : Indonesia

Produser            : Manoj Punjabi

Sutradara           : Anggy Umbara, Bounty Umbara

Penulis Naskah : Anggy Umbara, Herry B. Arissa

Produksi             : MD Pictures

Pemain                : Pandji Pragiwaksono, Donny Alamsyah, Luna Maya, Nirina Zubir, Miller Khan, Ray Sahetapy, Tanta Ginting, Meriam Bellina, Dewi Yull

Rilis                       : TBA Juni  2018

***

Sinopsis:
Jalan cerita film Insya Allah Sah 2 masih mengisahkan sosok Raka (Pandji Pragiwaksono) yang terjebak dalam  bersama Gani (Donny Alamsyah). Raka yang tidak mengenal Gani, ternyata merupakan seorang buronan polisi yang tengah kabur dari penjara.

Tidak hanya itu, permasalahan Gani ternyata masih banyak, karena dirinya sedang dikejar oleh kelompok kriminal yang dipimpin Freddy Coughar (Ray Sahetapy).

Ketika sedang berada di posisi terjepit, Gani meminta bantuan Raka untuk bisa lolos bahaya. Raka sepakat membantu Gani, dengan syarat, teman barunya ini harus bertaubat.

Sejak saat itulah, keduanya kemudian saling dekat. Meskipun Gani mengesalkan, namun Raka tetap menagih janji taubat teman barunya.

Sial bagi Raka, karena terjebak diantara janji-janji taubat Gani. Bahkan tidak jarang Gani sering bersikap kasar kepada Raka. Meskipun begitu, Raka tetap mengingatkan Gani akan nazar taubatnya ditepati dan mulai berubah menjadi orang baik.

Namun, ditengah-tengah konflik mereka berdua, Gani ternyata punya sebuah rahasia. Yaitu mencari sahabat lamanya yang bernama Yoga. Selain itu, Gani ternyata punya kisah cinta yang pernah berhubungan dengan Mutia (Luna Maya).

Apalagi, Gani akhirnya mengetahui bahwa Mutia (Luna Maya) sedang hamil. Raka pun berusaha membantu Gani. Namun, ada saja tingkah-tingkah konyol yang dilakukan Raka ketika membantu Gani mencari Mutia dan Yoga.

Sumber: https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/sinopsis-film-insya-allah-sah-2-tayang-di-bioskop-15-juni-2018/

***

Kesan setelah nonton:
Lucu, menghibur, dan mendidik. Perpaduan unik yang layak dinikmati.

Saya sangat menikmati aksi kejar-kejaran yang jadi pembuka cerita. Kalau saja tanpa dibalut unsur humor, pasti bagian ini sangat menegangkan. Namun karena ada tingkah lugu Raka di dalamnya, jadinya terasa beda dan segar.

Di awal-awal kita pasti tidak begitu suka dengan Gani, Si Buron yang seolah hanya bisa berbuat masalah di hidupnya. Namun, setelah terungkap latar belakang dari semua itu, Gani tampil sebagai sosok yang keren banget. Laki banget.

Di balik sisi humor dan sekelumit ketegangan aksi, banyak pelajaran hidup yang bisa didapat dari film ini. Terutama soal kepercayaan. Beberapa bagian sukses membuat saya terharu.

Rabu, 25 Juli 2018

Review Film: Jurassic World: Fallen Kingdom


Sinopsis:
Taman wisata dinosaurus yang dikelola oleh Claire Dearing (Bryce Dallas Howard) sudah hancur total. Keberadaan dinosaurus liar masih terdeteksi. Claire yang mendirikan organisasi kembali membujuk Owen Grady (Chris Pratt) dalam sebuah misi.

Owen yang punya pengalaman sebagai pelatih raptor menjadi alasan Claire dalam mengajaknya untuk misi ini. Namun, misi ini menjadi kacau ketika kejutan dan ancaman menyatu, sehingga menyulitkan Claire dan Owen.

Jalan cerita Jurassic World: Fallen Kingdom berlanjut dengan rumor terjadinya peristiwa bencana alam. Namun, Claire dan Owen terkejut karena bukan bencana alam yang menjadi permasalahan. Sebuah konspirasi besar sedang dirancang untuk tujuan tertentu dan tampa sadar melibatkan Claire dan Owen.

Sumber: https://id.bookmyshow.com/blog-hiburan/sinopsis-jurassic-world-fallen-kingdom-tayang-di-bioskop-6-juni-2018/

***

Kesan setelah nonton:
Sangat menegangkan. Tidak disarankan untuk orang jantungan.

Keren banget. Berhubung ini serial terbaru, tentu saja efek-efeknya paling mutakhir. Setiap adegan yang melibatkan kemunculan dinosaurus benar-benar terasa real, berhasil membangun atmosfer ketegangan yang terkadang memaksa kita menahan napas. Sepanjang film, saya nyaris tidak pernah sandaran, takut tiba-tiba dinosaurusnya melompat keluar dari layar bioskop. Hehehe ....

Selain aksi para dinosaurus yang mencengangkan, alur cerita juga keren. Ada beberapa bagian yang berbalut haru.

Minggu, 03 Juni 2018

Review Novel: Story of Mya



Judul             : Story of Mya

Penulis         : Aby Myu

Penerbit       : Jejak Publisher

Editor           : Iis Tentia Agustin

Layout          : Tim CV Jejak
Kover            : Muhammad Gustiar Perdana

Cetakan        : Pertama, September 2017

Tebal             : 142 hlm

ISBN              : 978-602-5455-27-8

Blurb:
Yusa adalah seorang gadis yang baru lulus SMA. Ia merasa bosan melakukan apa pun di dunia ini. Mungkin karena dirundung kesedihan atas kematian kedua orangtuanya. Pamannya begitu perhatian, lalu menyuruhnya kuliah di Jakarta agar menemukan suasana baru. Yusa pun menerima tawarannya dan meninggalkan Bandung dengan harapan dapat menenangkan kesedihan hatinya.

Sesampainya di sana, ia menemukan sebuah buku berdebu yang terkurung dalam kotak kaca di kamar kosnya. Ia berusaha membukanya, lalu mulai membacanya. Yusa seakan tersambar kobaran semangat dari buku itu. Rasa ingin tahu yang besar telah membangkitkan gairahnya untuk mulai melangkah lagi. Ia pun belajar banyak hal dari Mya. Tentu saja, itu adalah nama penulis buku yang ditemukan Yusa.

Belajar adalah sesuatu yang harus kita lakukan sebagai proses dalam menggapai ilmu pengetahuan. Kebanyakan orang bilang bahwa itu membosankan. Tapi tidak bagi Yusa, karena ia telah menemukan cara-cara menakjubkan untuk tetap belajar dengan senang hati. "Jika buku adalah jendela dunia, maka internet adalah pintunya. Mengapa kita tidak membukanya kemudian berlari?" Itulah yang ditulis Mya dalam bukunya.

***

Alur Cerita:
Berharap bisa melupakan kesedihan atas kematian kedua orangtuanya, dan mendapatkan pelangaman baru, Yusa meninggalkan Bandung untuk kuliah di Jakarta. Di kosnya, Yusa menemukan sebuah buku harian yang terkurung dalam kotak kaca. Setelah tak sengaja mendapatkan kuncinya dari pemilik kos, Yusa mengeluarkan buku itu, yang ternyata ditulis oleh seseorang bernama Namina Mya.

“Sampul cokelatnya terbuat dari kain dan memiliki serat yang lebih tebal daripada umumnya. Warna cokelat kain itu seakan membuat rasa penasaran Yusa menjadi-jadi. Yusa berpendapat, bahwa sesuatu yang ada di dalamnya pasti hal yang berharga. Entah itu sebuah informasi, atau hal-hal yang menakjubkan seperti di kebanyakan kisah-kisah fantasi.”_(hal 10)

Buku itu berisi catatan harian Mya, terkait semua keingintahuannya yang terkadang melampaui batas normal. Pertanyaan dalam benaknya seolah tak berujung, dan ia tak pernah puas sebelum menemukan jawabannya. Ia ingin tahu semua asal dari tiada menjadi ada. Uniknya, terkadang ia menemukan jawabannya dari hal-hal sederhana.

“Itulah hari-hari menyenangkan penuh kegilaan. Aku belajar dari sebuah komik anime Jepang, playstation game, dan sebuah film. Entah apa lagi yang akan kutemukan di depan sana.”_(hal 30)

Itulah Mya, yang secara tidak langsung menularkan semangat belajarnya ke Yusa.

Melalui buku itu, Yusa benar-benar diajak bertualang, menyentuh banyak sisi pengetahuan yang mungkin lalai dari pikiran kebanyakan manusia selama ini. Dari dasar-dasar filsafat, sejarah, hubungan manusia dengan Tuhan, hingga keberadaan dunia paralel, semua dipaparkan Mya dari sudut pandangnya pribadi.

“Banyak tanda tanya yang masih berkeliaran dalam otak, dan aku rasa itu sangat mustahil. Untuk sekarang aku lebih percaya bahwa dunia paralel itu fiktif, dan mesin waktu tak akan pernah tercipta. Jika pun mesin waktu tercipta, itu sama sekali tidak berguna. Karena kita tetap tidak bisa mengubah keadaan yang sudah berlalu.”_(hal 99)

Ada satu bagian dari buku itu yang cukup misterius, yaitu terdapatnya lembaran kosong berjudul Rabu. Siapa sangka, lembaran kosong ini akhirnya menghadirkan teka-teki dengan makna yang cukup dalam.

Apa sebenarnya maksud lembaran kosong itu? Segera miliki buku ini untuk tahu jawabannya.

***

Review:
Buku ini sangat unik. Kalau menurut saya, ini rangkuman sedemikian banyak tanya yang bisa saja sama liarnya di kepala banyak orang, lalu diberi sentuhan fiksi demi menghindari penyajian yang membosankan.

Tidak hanya informatif, ada makna mendalam yang terselubung di setiap segmen. Terkadang saya melongo takjub. Lalu lupa sedang baca buku fiksi. Rentetan ilmu pengetahuan yang dituang penulis sangat menarik untuk diselami. Pembahasannya pun cukup variatif dan menyentuh banyak sisi. Selesai baca buku ini, rasanya seperti habis baca setumpuk buku berbobot.

Sekilas buku ini memang agak berat untuk sekadar bacaan teman bersantai, sebab inti sarinya nggak akan ketemu bila dibaca sambil lalu. Buku ini harus diluangkan waktu khusus, agar rasa keingintahuan penulis yang teramat tinggi, nyampe ke kita. Namun, sentuhan fiksinya lumayan menarik, kok. Lama kelamaan serupa candu. Penulis berhasil menggiring kita masuk ke kepala Mya dan melihat semua yang dipikirkannya.

Membaca buku ini, kita semacam melakukan perjalanan batin (dalam skala kecil) untuk menemukan apa-apa yang belum ada selama ini. Di dalamnya banyak banget hal unik yang mau tidak mau membuat kita menyukainya.

Satu hal yang paling misterius, yaitu terdapatnya lembaran kosong dalam buku ini. Bukan hanya satu-dua, tapi lumayan banyak. Tadinya saya pikir cacat produksi. Saya hampir komplain ke penerbitnya. Tapi, ternyata eh ternyata, itu unsur kesengajaan, bagian dari buku Mya, yang maksudnya tentu saja tidak akan saya bongkar di sini.

Buku ini berpotensi memukau, kalau disertai tata cara penulisan yang baik dan benar. Jujur saja, penggunaan tanda baca, penempatan partikel "di" dan "ke", serta peletakan "ku", masih banyak yang keliru. Banyak padanan kata yang terlalu kaku. Openingnya juga terlalu biasa.

Overall, buku ini cocok banget buat kamu yang memiliki keingintahuan tinggi, namun malas membaca banyak buku. Buku tipis ini semacam rangkuman dari berbagai sumber yang sangat praktis. Dari sini kamu juga bisa sadar, bahwa ilmu pengetahuan itu tidak terbatas. Maka betapa pentingnya untuk terus belajar dari berbagai hal di kehidupan ini.

Kamis, 24 Mei 2018

Review Novel: My Ice Girl



Judul            : My Ice Girl

Penulis        : Pit Sansi

Penerbit      : Bentang Belia

Editor           : Ikhdah Henny & Dila Maretihaqsari

Kover           : Nocturvis & Musthofa Nur Wardoyo

Cetakan       : Pertama, Februari 2018

Tebal            : 386 hlm

ISBN             : 978-602-430-239-9

Blurb:
"Gue nggak suka sama cowok player!"
"Gue nggak suka sama cowok yang suka bikin onar!"
"Intinya, gue nggak suka sama lo!"

Tiga alasan Dara untuk menolak Malik sudah lebih dari jelas dan tegas. Namun, bukan Malik namanya kalau ia menyerah. Cowok itu merasa mampu meluluhkan hati Dara. Malik bahkan yakin bisa membuat Dara menyukai apa yang sebelumnya ia benci.

Sayangnya, jalan yang ditempuh Malik memang nggak mudah. Di tengah usaha mendapatkan perhatian Dara, Malik dikejutkan dengan fakta yang tak disukainya. Ternyata Dara punya hubungan dengan kematian Manda, adik Malik. Cowok itu jadi ragu, apa masih bisa ia mencintai orang yang mungkin saja terlibat menyakiti adiknya?

***

Alur Cerita:
Malik yang baru tiga bulan pindah ke SMA Gemilang langsung jadi idola cewek-cewek. Pasalnya, gantengnya memang tidak terelakkan. Berbekal suara yang cukup merdu, ia dan teman-temannya sering menggelar konser dadakan di koridor sekolah yang memberi peluang pesonanya kian luber ke mana-mana.

Namun sayang, pesona itu tidak mempan untuk Dara. Ia tahu persis reputasi buruk cowok itu. Playboy kelas kakap. Di sekolah itu aja ia punya sederet mantan, belum di tempat lain. Daripada nantinya sakit hati, Dara memilih tidak berurusan dengan makhluk bernama Malik.

Tapi, semua sikap Dara justru membuat Malik tetantang. Dan sejujurnya ia memang terpikat dengan cewek berlesung pipit itu. Namun sesuai dugaan, Dara menolak mentah-mentah ketika Malik terang-terangan memintanya jadi pacar. Anehnya, penolakan itu membuat Malik kian bersemangat. Bahkan ia berani jamin, Dara nggak akan nolak jika ia tembak sekali lagi.

Maka usaha merebut hati Dara pun dimulai. Tentu saja tidak semulus jalan tol, sebab ada Gino--kapten tim futsal yang sepertinya ditaksir Dara, pun sebaliknya--di antara mereka. Namun, melalui pertandingan dadakan satu lawan satu di lapangan futsal, pada akhirnya Malik memperoleh peluang lebih untuk memperjuangkan Dara.

“Kalau gue menang, lo nggak boleh nembak Dara sampai kelulusan nanti. ”_(hal 14)

Meskipun sudah menang dari Gino, bukan berarti perjuangan Malik deketin Dara langsung mulus. Dara tidak berubah, tetap bersikap dingin.

Tak ada yang tahu, bahwa tujuan Malik pindah sekolah adalah untuk menyelidiki kasus kematian Manda, adiknya. Di samping usaha dekatin Dara, perlahan-lahan Malik menemukan potongan-potongan petunjuk yang justru membuatnya semakin bingung. Terlebih saat petunjuk itu mulai mengarah ke Dara. Mungkinkah Dara terlibat?

Semakin giat usaha Dara untuk menjauh dari Malik, entah kenapa takdir malah selalu mendekatkan mereka. Dara tak pernah tahu bahwa ternyata mereka tetanggan di kompleks barunya. Parahnya, Malik itu anak teman lama bundanya. Fakta ini jelas menguntungkan Malik. Pintu pedekate-nya terbuka lebih lebar.

Sejutek-juteknya Dara, pada dasarnya ia juga gadis tulen yang suatu saat bisa saja tiba-tiba tergelincir dalam pesona Malik. Buktinya, setelah pertolongan kecil yang dilakukan Malik di malam ulang tahun sahabat Dara, Dara mulai merasakan jantungnya bereaksi aneh tiap menatap cowok itu.

“Karena menurut gue, nggak ada yang paling membahagiakan selain merasa dilindungi oleh kakak cowok.
Dara teringat kata-katanya sendiri. Dia benar-benar merasakannya sekarang, merasa benar-benar dilindungi. Namun, ada yang aneh dengan perasaannya. Mengapa jantungnya berdebar hebat saat ini?”_(hal 88)

Pelaku di balik kasus kematian Manda semakin mengerucut. Bahkan, kecurigaan Malik sudah condong ke seseorang, seiring dengan bermunculannya petunjuk baru yang saling berkaitan. Tapi Malik tidak boleh gegabah. Jangan sampai penyelidikannya bocor sebelum membuahkan hasil.

Kekesalan Dara pada semua tingkah laku Malik jadi berlipat ganda karena Bunda seolah berpihak pada cowok itu. Perhatian Bunda ke Malik sepintas malah sudah melebihi perhatiannya ke Dara. Hal yang sangat menguntungkan di sisi Malik, namun bencana di sisi Dara.

Meski kadar juteknya belum berkurang, Malik mulai merasakan sisi lunak Dara, yang diam-diam sebenarnya tipe perhatian dan nggak tegaan.

Di samping itu, penyelidikan Malik atas kasus kematian adiknya terus berlanjut. Petunjuk-petunjuk yang ia temukan membuat Malik takut, takut kehilangan kebersamaan kalau sampai salah seorang di antara sahabatnya terlibat.

“Tawa Malik perlahan mereda. Dia memperhatikan temannya satu per satu dalam diam. Dia sungguh tidak ingin keceriaan seperti ini berakhir di antara mereka. Dan, bila saja bisa, dia tidak ingin mencurigai satu dari teman-temannya atas kepergian Manda. Dia sama sekali tidak ingin mereka semua terlibat dalam kasus Manda. Seandainya saja bisa.”_(hal 148)

Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Malik meminta Dara menjauhi Gino. Jelas saja Dara menolak dengan tegas. Karena menurutnya, cegahan Malik sangat tidak beralasan.

Bagaimana kisah selengkapnya? Mampukah Malik memenangkan hati Dara? Siapa pelaku kasus Manda yang sebenarnya? Segera miliki buku ini dan rasakan serunya terlibat dalam teka-tekinya.

***

Review:
Kalau yang baca novel ini sudah berumur, pasti berasa kembali muda. Bahasanya renyah banget. Dari segala aspek sangat menonjolkan sisi keremajaan. Kendati demikian, bukan berarti novel ini tidak cocok dibaca kalangan dewasa, sebab konfliknya sangat kompleks dan enak banget disesapi pelan-pelan.

Benang merah yang diangkat cukup umum sebenarnya, perjuangan seorang cowok naklukin cewek dingin. Namun, itu hanya kemasan luar. Setelah digiring masuk ke dalam cerita, kita disuguhi teka-teki yang seolah tak berujung. Dari part ke part, penulis sangat lihai menyuburkan rasa penasaran, membuat kita menerka-nerka, yang ujung-ujungnya jadi gemes sendiri.

Bisa dibilang novel ini memiliki sisi kocak yang lumayan besar. Namun yang perlu saya garisbawahi, lucunya segar, nggak garing, dan yang penting nggak lebay. Konflik-konflik pendamping pun nggak cengeng. Porsinya pas dan dikemas kekinian.

Saya salut sama penulis. Konflik yang sedemikian padat bisa disampaikan cukup enteng. Bahasa yang dipilih pun sangat disesuaikan dengan target pembacanya.

Secara keseluruhan, jerat utama dalam novel ini adalah kasus kematian Manda yang seolah melibatkan orang-orang terdekat sang kakak, Malik. Penulis mengurai misteri ini pelan-pelan, sambil menanam jebakan-jebakan yang sukses membuat cerita kian hidup. Di beberapa bagian unsur tegangnya cukup terasa, bikin nggak mau berhenti baca. Misteri ini dilengkapi dengan interaksi Malik dan Dara yang bikin senyum-senyum sendiri. Perpaduan dua taste yang terjalin sungguh jadi candu.

Khusus soal misteri kematian, dari part ke part, dugaan saya selalu berpindah dari satu tokoh ke tokoh lain, sebab petunjuknya pun silih berganti. Dan ujung-ujungnya tebakan saya salah. Sumpah, racikan teka-teki yang dituang penulis dalam novel ini keren banget. Bikin nagih.

Kekurangannya nyaris tidak ada. Saya hanya merasa ada beberapa adegan yang kesannya agak maksa. Secara konten masih masuk dalam cerita, hanya saja jalinan emosinya kurang mulus pas baca bagian itu.

Overall, novel ini terobosan baru di rana teenlit. Untuk membuat orang yang tadinya nggak suka teenlit, bisa banget. So, yang masih memandang teenlit sebelah mata, coba baca ini, deh.