Minggu, 02 Desember 2018

Review Novel: Oranye


Judul          : Oranye

Penulis      : Ann Soe

Penerbit    : Pena Borneo

Editor         : Nani Sumarni

Layout        : Tim Pena Borneo

Cover          : Wahyudi

Cetakan      : Pertama, Desember 2017

Tebal           : 202 hlm

ISBN            : 978-602-50239-6-5

Blurb:
Brusssh!
Haidar melakukan dunk dengan sempurna, bertepatan dengan peluit tanda kuarter kedua berakhir. Rupanya, tak hanya memasukkan bola ke keranjang dengan tepat, Haidar juga berhasil masuk ke hati Aika.

Sebuah keterpaksaan menonton pertandingan basket membuat Aika jatuh cinta untuk pertama kalinya. Pemuda itu adalah Haidar, yang berhasil membuat Aika berusaha habis-habisan untuk pedekate, sampai harus memanfaatkan kakak sepupunya, Alfan. Tapi siapa sangka, sesuatu yang disangka Aika hanya cinta monyet pengisi masa SMA menjadi pembelajaran berharga untuknya.

Tak hanya menemukan cinta, Aika juga mendapatkan sahabat, menemukan kembali arti sebuah keluarga, dan yang paling utama ia mendapati bahwa masa remaja tak melulu mengenai cinta, tapi juga tentang menemukan impian dan waktu menyusun pondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan.

Alur Cerita:
Aika tidak suka aktivitas outdoor, terlebih sampai harus berpanas-panasan dan berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan pertandingan basket persahabatan antar dua sekolah. Tapi demi sepupunya, kali ini ia menurut.

Namun siapa sangka, di tengah permainan Aika terpikat pesona pemain nomor 19 dari SMA Nusa. Terlebih saat pemuda itu berhasil melakukan dunk yang sukses membawa timnya meraih kemenangan di detik-detik terakhir.

Melalui Risti, cewek berkacamata  yang kebetulan bersebelahan dengannya, Aika mulai mengorek informasi tentang si nomor 19 perlahan-lahan, yang ternyata bernama Haidar. Entah, Aika begitu yakin dengan perasaannya. Karena itu ia bertekad untuk memperjuangkannya.

"Rupanya, tak hanya memasukkan bola ke keranjang dengan tepat, Haidar juga berhasil masuk ke hati Aika lewat dunk-nya."_(hal 22)

Aika tidak main-main dengan perasaannya. Ia rela mendatangi sekolah Haidar hanya untuk menyaksikan pemuda itu latihan basket bersama timnya. Beruntung di sekolah itu juga ada Alfan, kakak sepupu Aika, yang kemudian sering dimanfaatkan oleh Aika.

Setelah berhasil berkenalan dengan Haidar, Aika mulai kepikiran untuk menyatakan perasaannya lebih dulu. Ia tetap bersikukuh saat Alfan melarangnya. Bahkan, ia mengajak kakak sepupunya itu taruhan.

"Nggak ada salahnya usaha, kan? Siapa tahu aku bakal jadi cewek pertama yang bisa naklukin si nomor 19."_(hal 78)

Aika berhasil memenangkan taruhan. Dengan kata lain ia jadian dengan Haidar. Hari-hari selanjutnya pun begitu manis, sangat membahagiakan bagi keduanya. Namun, ada satu masalah yang tidak disadari keduanya, yang membuat mereka terpaksa berhadapan dengan hal buruk. Baik Haidar maupun Aika, mereka kemudian dihadapkan dengan rasa bersalah, yang membuat hubungan mereka merenggang.

"Jantung Aika melewatkan satu degupan. Matanya menatap Haidar tak percaya. Mulutnya bahkan tak bisa melakukan apa pun selain ternganga. Ia sungguh tak menyangka Haidar akan melakukan ini padanya."_(hal 133)

Di tengah ketidaknyamanan itu, masalah besar menimpa keluarga Aika, yang membuat kehidupan mereka berubah drastis. Kini, Aika harus berjuang untuk menerima kenyataan, lalu memperbaikinya perlahan-lahan.

Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana akhir kisah ini? Yuk segera miliki bukunya dan temukan sendiri jawabannya.

Review:
Asyik sekali membaca novel ini. Opening-nya keren, ditambah lagi sosok Aika yang supel, berhasil membawa kita memasuki dunia remaja yang penuh warna.

Temanya sangat sederhana, tapi penulis berhasil mengeksekusinya dengan baik. Bahasanya ringan, santai, dan meremaja banget.

Awalnya saya pikir pembahasannya hanya seputar cinta, ternyata cukup kompleks. Saya paling suka kisah persaudaraan dan persahabatan yang ikut dipaparkan di sini. Semua dikupas dari sisi berbeda yang menampakkan banyak pesan moral untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dialog antar tokohnya juga elegan, tidak bertele-tele. Pokoknya enak banget dibaca.

Saya juga suka bagian yang membahas pentingnya kekompakan sebuah tim dan bagaimana menjaganya agar tetap utuh. Yang lebih keren lagi ketika Haidar, Alfan dan teman-temannya menyadari, bagaimana sewajarnya laki-laki menerima kekalahan dan bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Top banget!

Menurut saya novel ini cukup berhasil. Selain beberapa typo, saya tidak menemukan kekurangan lain. Porsinya pas.


Overall, novel ini cocok banget untuk kids zaman now, agar paham, bahwa masa remaja tak melulu soal cinta. Dan cinta yang sehat adalah cinta yang bisa saling mendukung ke arah yang lebih baik, bukan malah menjatuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar