Minggu, 05 Agustus 2018

Review Kumcer: Bias Cinta dari Mukalla


Judul            : Bias Cinta dari Mukalla

Penulis        : Balqis Aziziyah

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Desy Lestari

Layout          : Tim CV Jejak

Kover            : Andi Tri Saputra

Cetakan        : Ketiga, Januari 2018

Tebal             : 166 hlm

ISBN              : 978-602-5455-20-9

Beginning:
Semua orang selalu ingin berbahagia dengan cinta yang mereka rasakan, walaupun tak jarang cinta membawa air mata dan menyisakan sesak di dada. Buku ini kumpulan kisah dan catatan tentang cinta, yang disaksikan, ditangkap, ditulis, dan dikenang oleh penulis dari sebuah kota romantis di pesisir semenanjung Arab, Mukalla, provinsi Hadhramaut, negara republik Yaman.

Mari mengenal lebih jauh tentang cinta dengan mengambil pelajaran dari kisah-kisahnya yang terkadang bahagia, namun tak jarang menguras air mata. Semoga kita dapat berbahagia kumpul bersama yang dicinta dalam rida-Nya, dunia dan akhirat.
Amin.

***

Nukilan:
Buku ini dibuka dengan cerpen penuh luka. Ketika hati seorang perempuan yang gampang terpikat oleh pesona lelaki, menemukan pelabuhan yang dianggapnya paling tepat, namun akhirnya harus berjuang membesarkan hati ketika takdir berkata lain.

“Benarkah yang kudengar tadi? Aku langsung terjatuh duduk di lantai kamar. Telepon sudah lepas dari genggamanku dari tadi. Kakiku serasa tak berpijak. Pikirku serasa tak berputar. Hatiku seakan tak merasa. Mataku bisa melihat, tapi akalku tak bisa mencerna apa yang aku lihat. Malah jadi seakan-akan gelap.”_(Kutipan cerpen "Kisah Ana”_hal 36)

Di cerpen selanjutnya, aroma luka masih menguar. Penyebabnya hampir serupa, namun lebih sesak.

“Cinta itu memang penuh pengorbanan. Tapi kalau kita mau mencerna lagi, kita bisa belajar banyak dari peristiwa yang terkisah dengan asas cinta. Pukulan ini sekaligus menjadi guru terhebat dalam kehidupan saya. Satu hal yang pasti: kita benar-benar butuh petunjuk dan kekuatan-Nya ketika ingin menggenggam cinta.”_(Kutipan cerpen "Luka yang Kembali Terbuka"_hal 157)

Teori tentang cinta mungkin bisa kita temukan di banyak bacaan. Namun, di sini penulis menyuarakannya secara lebih logis.

“Bahwa teori-teori tentang cinta akan jatuh telak ketika dihadapkan langsung dengan kenyataan tentang cinta. Aku merasakannya, aku mengalaminya, dan aku mencoba untuk menghadapinya dengan sepenuh hati, setulus hati, dan sekuat jiwaku. Karena aku punya masa depan dengan yang lain, yang berhak menerima cintaku dengan murni.”_(Kutipan cerpen "Cerita Cinta"_hal 90)

Penulis tak lupa mengangkat hambatan yang umum terjadi di kehidupan sehari-hari. Perihal restu yang tak kunjung datang hanya karena sang tambatan hati pernah gagal di kesempatan sebelumnya.

“Aku jadi heran, apa surga dunia yang terbingkai dalam mahligai suci pernikahan tidak bisa diraih oleh orang-orang yang pernah gagal membinanya? Serendah itukah mereka memandang orang-orang yang menyandang status duda atau janda?”_(Kutipan cerpen "Kau Ajarkan Aku Cinta"_hal 103)

Kejutan yang saya temukan belakangan, ternyata tidak hanya bercerita, di buku ini penulis juga mempersembahkan kajian cinta dari segala aspek dengan cukup rinci.

“Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.”_(Kutipan Catatan Cinta: Orientasi Cinta Ilahi_hal 143)

Tidak cukup sampai di situ. Bahkan, penulis tak lupa menyinggung soal pernikahan.

“Dalam pernikahan, sepasang suami istri berbagi semua rasa, tanpa terkecuali. Tidak hanya merasakan senang tanpa susah, merasakan bahagia tanpa sedih, atau menikmati tampan/cantik tanpa menerima kejelekan lainnya.”_(Kutipan Catatan Akhir: Cinta dan Pernikahan_hal 163)

Seperti apa buku ini secara keseluruhan? Langsung miliki aja, ya.
***

Review:
Seluruh cerpen dalam buku ini berkisah seputar lika-liku cinta hingga berujung pada kebahagiaan sejati, atau malah luka yang tak berkesudahan. Kisah yang diceritakan Sebenarnya cukup umum, bahkan dengan mudah kita temukan di kehidupan sehari-hari. Tapi di sini penulis sukses membangun karakter yang kuat, sehingga pembaca dengan mudah diajak terlibat dalam cerita dan turut merasakan konflik yang dihadapi si tokoh. Bahasanya cukup sederhana, tapi memikat.

Asyik sekali membaca buku ini. Selain baperin, kisah yang disajikan penuh pelajaran. Banyak petuah yang bikin adem dan membuat kita lebih mengerti seperti apa itu cinta. Dalam buku ini sedikit banyak digambarkan, bagaimana seorang muslimah yang taat menjaga perasaannya. Penulis berhasil meniupkan ruh di setiap goresannya. Yang paling saya suka, meski porsinya kecil, buku ini bisa menambah pembendaharaan kata bahasa Arab.

Jika ada buku fiksi dan non fiksi, khusus untuk buku ini berdiri di tengah-tengahnya. Di bagian akhir penulis menambahkan catatan tentang cinta dan pernikahan yang cukup informatif.

Namun, selain peletakan "ku" kurang tepat, masih terdapat beberapa typo. Ada bagian yang rasanya terlalu mirip curhatan. Jadinya kayak baca buku diary.


Overall, saya suka buku ini. Benar-benar paket cinta super komplit yang sayang jika dilewatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar