Rabu, 15 Agustus 2018

Review Novel: Lucky and The Luck of Star Stone


Judul            : Lucky and The Luck of Star Stone

Penulis        : Ergina Nugraheni

Penerbit      : Jejak Publisher

Editor           : Tim CV Jejak

Layout         : Tim CV Jejak

Kover           : Rendi Saiful Azid

Cetakan       : Pertama, September 2017

Tebal            : 188 hlm

ISBN             : 978-602-5455-26-1

Blurb:
Dia seorang bocah laki-laki berumur 14 tahun. Keluarganya hanya sepasang manula yang gila menulis. Dia tidak memiliki teman, hanya dengan waktu dia habiskan bersama. Berkeliling dunia, beradaptasi dengan kota-kota baru dan aneh. Mencari kehangatan pelukan ayah dan ibu. Mencari teman, mencari kepingan ingatan yang hilang. Seorang bocah amnesia yang terseret dalam lautan waktu masa lalu, kini, dan masa depan. Bersama kawan kecilnya yang seekor kelelawar, kehidupan gersangnya pun berubah. Kini ia harus mengakhiri pencarian 14 tahun lamanya untuk menemukan cahaya dan melawan kegelapan yang merenggut kebahagiaan hidup anak-anak pada umumnya, kehidupannya. Namanya Lucky, dia yang terjebak di sebuah kota tanpa warna, The Coral City.

***

Alur Cerita:
Lucky merasa aneh dengan dunia di sekitarnya. Di sekolah, ia tidak punya teman. Entah kenapa mereka menjauhinya. Di kelasnya, ada seorang siswa yang menarik perhatiannya. Entah, ia merasa siswa itu sama seperti dirinya, manusia normal yang pura-pura berbaur dengan siswa yang lain.

“Sikapnya berbeda dengan siswa-siswa yang lain. Aku merasa dia adalah manusia normal yang terjebak dalam lingkungan orang-orang aneh dan misterius di kota kecil ini, Kota Coral.”_(hal 8)

Pada akhirnya Lucky penasaran untuk menyelidiki kota tempat tinggalnya itu lebih jauh. Rasa penasaran itu membawanya menemukan sebuah buku tentang sejarah Kota Coral di perpustakaan sekolah.

Suatu hari, Lucky berkeliling, hendak memastikan kebenaran buku itu. Namun, keadaan yang ia temukan sangat berbanding terbalik dengan isi buku. Ia malah masuk ke hutan dan bertemu makhluk mengerikan.

Lucky kembali ke rumah dengan pikiran yang semakin rumit. Ia berusaha mengenal kota itu, tapi apa yang ia temukan di hutan tadi semakin membuatnya bingung.

Di tengah kebingungan itu, seekor kelelawar aneh yang bisa bicara memasuki kamarnya. Lucky ingat, itu kelelawar yang sama dengan yang dilihatnya di hutan. Sebelum pergi tanpa sepengetahuan Lucky, kelelawar itu menulis pesan misterius di cermin.

“Empat belas tahun umurmu sekarang. Waktunya telah tiba. Bulan telah bersinar kembali. Cari buku mengenai kota ini. Temukan lembaran buku yang hilang. Temukan semua yang kau cari. Waktumu tak banyak. Cepatlah!”_(hal 36)

Meski tak paham dengan isi tulisan itu, Lucky merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Pasti ada yang tidak beres di sini. Ia harus segera bertindak.

Karena terus kepikiran isi pesan misterius itu, Lucky mengendap-endap keluar rumah. Ia harus ke perpustakaan sekolah, menemukan buku sejarah Kota Coral. Nahas, aksinya ketahuan oleh si penjaga perpustakaan yang ternyata bersekutu dengan Matrik, manusia setengah kelelawar yang juga ditemuinya di hutan.

Lucky ditawan, dengan alasan yang tidak ia pahami. Kata Matrik, Lucky sebuah ancaman yang bisa membawa perubahan buruk untuk Kota Coral yang menurutnya sudah damai. Lucky memiliki nama yang sama dengan penulis buku sejarah Kota Coral. Umurnya pun tepat 14 tahun ketika bulan kembali bersinar, seperti dongeng kuno yang dipercayai penduduk Kota Coral. 14 tahun setelah buku itu ditulis, akan datang seseorang yang akan membawa perubahan. Dan menurut Matrik, orang itu adalah Lucky.

“The Coral City adalah buku karangan penulis Lucky Luck. Tidak ada yang tahu dia sekarang ada di mana. Di buku ini juga tidak tertulis seluk-beluk tentang dirinya.”_(hal 49)

Belum sempat mengerti apa yang terjadi di kota ini, Lucky sudah terjebak di posisi yang sulit. Benarkah ia orang yang dimaksud dalam dongeng itu? Apa hubungan Lucky dengan buku sejarah Kota Coral?

Segera miliki buku ini dan temukan sendiri jawabannya.

Review:
Saya selalu salut dengan penulis yang berani mengambil genre fantasi. Terlebih jika berhasil membangun dunia fantasi yang baru. Benang merah dalam novel ini bukan baru-baru amat, tapi unik.

Di awal, penulis berhasil membangun rasa penasaran. Buku sejarah Kota Coral yang tak sengaja ditemukan  Lucky menarik perhatian. Tentang  siapa sebenarnya penulis  buku itu, di mana bagian yang hilang,  kenapa bisa hilang, dan banyak lagi. Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan itu, mengikuti kisah Lucky jadi sangat asyik, seru dan menegangkan.

Story telling-nya lumayan enak, hanya saja tata cara penulisan masih agak berantakan. Banyak juga pemborosan kata. Hal ini tertolong dengan cara penulis mengeksekusi ceritanya, yang menurut saya cukup berhasil.


Overall, novel ini lumayan menghibur. Kisah fantasi yang ringan dengan konflik yang tidak terlalu padat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar