Tema : Sepi sendiri
Karya : Ansar Siri
Lutut mengadu pada tanah yang gersang
Tangan menengadah dalam sungai doa
Langit-langit mata mengatup
Pinta puja bermuara pada tangkai harapan
Wangi semerbak kelopak melati
Menguar di atas gundukan tanah yang basah
Menggelitik kerinduan hati
Menyesapi iman nan lara
Pada batu nisan yang berhiaskan nama “ayah”
Kusandarkan bingkai kenangan yang meranggas
Kupeluk sebongkah harapan yang nyaris musnah
Dan kuuntai kembali tapak-tapak yang kian lunglai
Sepi ….
Menelusup ke sanubari
Ketika kami hanya mampu menyapa lewat angin
Saling merangkul dalam mimpi
Namun ….
Cinta sedarah yang memayungi kami
Takkan luntur meski dikemas di alam yang berbeda
Makassar, 23 Mei 2016
PROFIL PENULIS
Ansar
Siri,
penyuka warna merah ini menghabiskan masa kecil hingga remaja di tanah
kelahiran, Bone, Sulawesi Selatan. Cowok Capricorn ini mengemban mimpi untuk mengharumkan nama daerahnya melalui tulisan.
Kecintaannya
pada dunia menulis berawal dari kebiasaan menulis catatan harian.
Lebih dekat dengan penulis;
Email :
ansarsiri357@gmail.com
Facebook : Ansar Siri
Twitter : @SiriAnsar
*Puisi ini lolos sebagai kontributor dalam lomba menulis puisi bertajuk "Sepi Sendiri" yang diadakan oleh Zliby Publisher; Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar