Selasa, 26 September 2017

Review Cernak: Petualangan Alan dan Profesor Apta



Judul            : Petualangan Alan dan Profesor Apta

Penulis        : Irhayati Harun dan Uda Agus

Penerbit      : Indiva Media Kreasi

Tebal            : 144 hlm

ISBN             : 978-602-6334-40-4

Blurb:
Halo adik-adik, kalian suka bertualang? Kalau iya, buku ini sangat cocok. Dalam buku ini kalian akan bertualang seru mengikuti Alan dan Profesor Apta berkeliling ke beberapa benua yang ada di dunia: Asia, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Seru bukan?

Dalam buku ini, mereka akan menjelajah ke beberapa benua dan menemukan hewan-hewan unik yang ada di benua tersebut. Pasti banyak di antara hewan-hewan itu yang belum kalian kenal. Ada meerkat, aye-aye, beruang grizzly, armadillo, flamingo, yak, burung kolibri, platipus, dingo, dan masih ada puluhan hewan lain yang berhasil ditemui Alan dan Profesor Apta. Penasaran, kan?

Alur Cerita:
Alan adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun. Meski badannya kurus, tapi dia lincah dan aktif. Kakinya yang jenjang selalu bergerak ke sana-sini. Alan dikenal sebagai anak yang menyenangkan di kalangan teman-temannya. Temannya banyak, salah satunya Profesor Apta, yang suka menciptakan berbagai macam alat-alat superkeren.

Profesor Apta sendiri memiliki rambut yang klimis karena terlalu berminyak, hingga kepalanya terlihat seperti botak dengan rambut tipisnya itu. Tubuhnya kurus sama seperti Alan. Hanya saja lebih tinggi hingga terlihat seperti tongkat panjang. Selalu memakai kacamata yang terlihat kebesaran untuk ukuran wajahnya yang mungil.

Suatu hari Profesor Apta menemukan alat canggih yang akan mempermudah petualangannya bersama Alan kali ini. Alan sendiri sudah tidak sabar memulai petualangannya. Penemuan Profesor Apta kali ini tampaknya menjanjikan pengalaman seru.

Dengan mengendarai balon udara, mereka tiba di tujuan pertama, Ujung Kulon. Di sana mereka bertemu dengan badak bercula satu yang dalam sehari bisa menghabiskan 50 kg buah-buahan. Alan tak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersenang-senang dengan badak di sana. Ia sampai ikut mandi lumpur.

“Badak tadi mandi lumpur agar badannya bersih, sementara kamu malah jadi tambah kotor dan bau. Hahaha ....”_(hal 24)

Selanjutnya, balon udara yang ditumpangi Alan dan Profesor Apta mendarat di Pulau Komodo. Tentu saja untuk bertemu kadal raksasa yang hanya ada di Indonedia. Alan bangga akan kenyataan itu.

Komodo tentu saja terusik dengan kedatangan manusia. Beruntunglah Alan bisa menenangkannya.

“Komodo yang baik hati, tahan dulu! Kami ke sini tidak bermaksud mengganggu. Kami cuma ingin berkenalan denganmu.”_(hal 28)

Ternyata komodo hanya makan sekali dalam sebulan. Dan meski tergolong predator ganas, mereka tidak memiliki indera pendengaran. Mereka mendeteksi kehadiran mangsa menggunakan lidah.

Saat hendak meninggalkan Pulau Komodo, ada sedikit masalah, balon udara mereka kempes dan mendarat darurat di tengah hutan.

Wah, bagaimana nasib Alan dan Profesor Apta selanjutnya? Bisakah mereka melanjutkan petualangan? Jika penasaran, segera miliki bukunya dan baca sendiri, ya! Hehehe ....

Review:
Saat membaca novelet ini saya mencoba memosisikan diri sebagai anak-anak. Menikmati setiap petualangannya, merasakan keseruan berkenalan dengan berbagai hewan, dan berusaha menerima kenyataan, bahwa balon udara Profesor Apta memang bisa digunakan untuk keliling dunia tanpa hambatan berarti. Hehehe ....

Namanya juga bacaan anak-anak, sudah pasti bahasa yang digunakan sangat ringan. Tapi cukup informatif dan tentunya sangat menghibur.

Penulis mengajak kita mengenal berbagai tempat yang ada di Indonesia, bahkan luar negeri, beserta hewan unik dan langka yang hidup di sana. Penggunaan judul bab menurut saya unik, lebih awal memberi clue terhadap sosok hewan yang akan kita temui selanjutnya.

Saya yakin, anak-anak pasti senang sekali baca buku ini. Saya saja sangat terhibur melihat Alan dan Profesor Apta bisa berkomunikasi dengan hewan.

Buku ini sangat cocok untuk anak, adik, ponakan, atau siapa pun di dekat kita. Sambil menanamkan minat baca sejak dini, novelet ini bisa dijadikan media pembelajaran untuk anak-anak yang malas baca buku pelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar