Senin, 11 September 2017

Review Novel: Just be Mine


Judul           : Just be Mine

Penulis        : Pit Sansi

Penerbit      : Bentang Pustaka

Tebal            : 358 hlm

ISBN             : 978-602-430-148-4


BLURB:
Sebagai idola remaja yang namanya tengah naik daun di dunia hiburan, Rakha Arian yakin bisa dengan mudah mendapatkan cewek mana pun. Namun, siapa sangka Adela Kiva berani menolak dan membuat cowok itu malu di hadapan media.

Sejak peristiwa memalukan itu, Rakha bertekad untuk membalas perbuatan Adela. Ada dua skenario yang ia rencanakan. Pertama, ia akan membuat gadis itu jatuh cinta padanya, kemudian mencampakkannya di hadapan media. Kedua, membuat Adela kehilangan beasiswa hingga dikeluarkan dari sekolah. Atau, jika keduanya gagal, Rakha tak akan gentar menyusun rencana baru yang lebih kejam!


Alur Cerita:
“Kenapa juga gue harus suka sama lo?”_(hal 15)

Kalau boleh memilih, tentu Adela tidak ingin berurusan dengan makhluk bernama Rakha, yang menurutnya angkuh dan menyebalkan. Tapi entah inisiatif dari mana, tiba-tiba saja cowok itu mengakuinya sebagai pacar di depan para wartawan yang sedang mengklarifikasi alasan pindahnya ke sekolah baru.

Sebagai artis yang tengah berada di puncak popularitas, ditunjang tampilan fisik yang memang bikin cewek-cewek nelan ludah, Rakha memiliki banyak penggemar yang tergabung dalam "Arlov" (Arian Lovers). Anehnya, Adela malah tidak suka. Semua magnet pesona yang melekat di tubuh cowok itu seolah tak berfungsi baginya.

“Bagi Adela, tidak peduli setampan apa pun Rakha, sikap angkuh dan sombong cowok itu sudah meruntuhkan kekaguman fisik yang ada di kepalanya.”_(hal 13)

Rakha sangat malu setelah Adela terang-terangan menolak diakui sebagai pacar, bahkan tidak segan menepis rangkulan cowok itu dengan kasar sementara banyak kamera mengarah ke mereka. Yang terjadi selanjutnya sudah bisa dipastikan, gosip keduanya langsung memenuhi media pemberitaan infotainment.

Nama Rakha tercoreng, banyak PH yang membatalkan perjanjian kerjasama. Ia harus berhasil menaklukkan Adela dan memintanya mengklarifikasi ke media jika tidak ingin kariernya hancur. Berbagai rencana pun mulai terancang di benaknya. Ia hanya tidak tahu, menghadapi Adela tak semudah yang ia pikirkan.

Adela sendiri merasa hidupnya kacau sejak bertemu dengan cowok menyebalkan itu. Serta merta ia dinobatkan sebagai musuh para Arlov. Berbagai kesialan terus menghampiri. Namun, semakin ia menghindar, ada-ada saja yang membuatnya kembali harus berurusan dengan artis yang memiliki segudang penggemar itu.

Di tengah sikap judes serta sikap super strong demi menghindari kejaran Rakha, diam-diam hati Adela tengah tertawan di keabu-abuan masa silam. Ada kisah menggantung yang membuatnya betah merawat rindu, meski dibumbui kecemasan.

Sumpah, Adela ingin menjauh sejauh-jauhnya dari Rakha. Hidupnya semakin rumit sejak bertemu dengan cowok itu. Setelah Kehilangan pekerjaan karenanya, Adela memang cepat menemukan gantinya, tapi malah jadi guru les Raya, adik Rakha. Seharusnya Adela tidak menerima pekerjaan itu, tapi ia butuh penghasilan untuk membiayai sekolah Leo, adiknya.

Di awal-awal, aksi kucing-kucingan memang berhasil dimenangkan Adela, berkat bantuan Raya juga yang kompak menyembunyikan sosok guru les barunya itu. Tapi tidak selalu. Suatu hari Rakha pun tahu, bahwa cewek yang sedang ia buru demi meredam pemberitaan tentang dirinya yang telanjur merebak di media, malah ada di rumahnya. Sebenarnya bukan hanya itu yang membuat Adela mematung seketika saat itu, tapi kemunculan Kevan di saat bersamaan. Kok, bisa pacar LDR-nya itu ada di rumah Rakha?

Masalah baru berawal di malam reuni pengurus OSIS, ketika Adela mau-mau saja menuruti permintaan Kevan yang terbilang konyol. Benar saja, Adela bukannya berhasil membuktikan perasaannya yang masih sama kepada Kevan, melainkan mempermalukan diri sendiri dan memperkeruh polemik antara dirinya dan Rakha.

“"Lo?" Baik Adela maupun Rakha sama-sama terkejut luar biasa. Keduanya kompak saling menunjuk.”_(hal 107)

Pada akhirnya Adela menyadari satu hal, tentang guratan-guratan rindu yang memenuhi buku catatannya, jua pesan-pesan tak berbalas. Semua tentang Kevan, pacar LDR-nya. Ia mengambil keputusan yang mengawali persaingan terbuka antara cowok itu dan Rakha.

Sejak kejadian memalukan malam itu, Adela makin gesit menghindari Rakha. Bukan hanya untuk menghindari gosip, tapi mempertahankan harga diri. Rakha tidak tahu, betapa sulit semua ini untuk Adela.

Namun, keras kepala Adela sesekali diruntuhkan oleh satu hal, perasaan aneh yang tiba-tiba menyesaki dadanya tiap kali harus berurusan dengan Rakha.

“Tanpa sadar, sudut-sudut bibirnya terangkat hingga membentuk sebuah senyuman. Dadanya terasa menghangat. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang aneh di sana. Ia bisa merasakan detak jantungnya sendiri.”_(hal 205)

Berbekal tips-tips dari Wira, teman duduknya, Rakha terus mendekati Adela. Ia menjelma jadi sosok pejuang cinta yang rada gombal. Hehehe ....

Di tengah usaha dua cowok yang berjuang menenangkan hatinya, Adela punya masalah lain. Tiba-tiba saja ia merasa kehilangan adiknya--Leo--sejak kemunculan orang-orang yang seharusnya tak perlu ada di kehidupan mereka.

Bagaimana kelanjutannya? Segera miliki bukunya dan baca sendiri, ya! Hehehe ....

Review:
Dari awal baca novel ini saya langsung suka. Temanya cukup umum sebenarnya, tapi penulis piawai mengikat pembacanya. Saya cukup menikmati cara penulis memperkenalkan tokoh-tokohnya pelan-pelan, kita sebagai pembaca jadinya nggak kaget.

Saya betah mengikuti konflik hubungan Rakha dan Adela, rumit tapi ngangenin. Benang-benang merah digabungkan dengan halus tanpa perlu mengerutkan kening. Beberapa bagian malah sengaja dibikin acak dan begitu manis setelah disatukan.

Terlepas dari semua itu, saya merasa plot agak lambat di tengah-tengah, timpang sama awalan yang menggebu-gebu dan ngalir lancar. Bagian-bagian akhir beda lagi, menurut saya agak buru-buru dan terlalu banyak "kebetulan". Sama satu lagi, saya agak terganggu dengan kemunculan spesial part setelah kata "TAMAT". Bila masih di wattpad, mungkin ini sah-sah saja, tapi kalau sudah dalam versi cetak, menurut saya lebih baik tidak ada part tambahan setelah cerita dianggap selesai.

Secara keseluruhan, novel ini sangat layak dinikmati. Di tengah kerumitan hubungan tokoh utama, banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari cerita ini. Tidak seperti novel teenlit pada umumnya, novel ini tidak melulu membahas cinta. Beberapa part menuju ending, cerita diperkuat oleh hubungan persaudaraan yang melibatkan peran batin. Saya sangat terkesan.

Untuk penyelesaian cerita cukup manis, benar-benar dituntaskan tanpa ada yang terlupakan dari sekian kerumitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar