Sabtu, 25 November 2017

Review Novel: Autumn Rhapsody


Judul            : Autumn Rhapsody

Penulis        : Amarissa

Penerbit      : Kata Depan

Editor          : Adhista dan Gita Romadhona

Tata Letak  : Wahyu Suwarni

Kover           : Dwi Annisa Anindhika

Cetakan       : Pertama, 2017

Tebal            : 338 hlm

ISBN             : 978-602-6475-39-8

Blurb:
Bagian paling sulit dari mencintai adalah meyakinkan orang yang kau cintai bahwa cinta yang kau miliki benar-benar nyata.

Sepuluh tahun lalu, Keira Schward, gadis rapuh yang kesepian, jatuh cinta pada seorang Damian Alberhart. Pertemuan yang cuma sehari itu, membekas lama, lalu menumbuhkan cinta yang tidak sekadarnya.

Tiba-tiba saja, Damian datang, melamar Keira. Cinta masa remaja yang melekat, membuat Keira langsung menerima lamaran itu. Padahal, dia tidak tahu siapa Damian yang sebenarnya. Dia tidak tahu apa alasan laki-laki itu menikahinya. Dia hanya percaya, cinta yang dia punya tidak akan mengkhianatinya.

Namun, benarkah itu? Benarkah cinta tidak akan membuatmu kecewa, dan justru membuatmu menangis dalam luka? Damian yang dingin, ketus, dan tak berperasaan membuat perempuan itu pelan-pelan kehilangan harapan. Cukup kuatkah cinta yang dia bawa? Atau, memang sedari awal, dirinyalah yang salah menilai cinta.

_*_

Nikmati Autumn Rhapsody, sebuah cerita yang akan membawamu berkelana ke setiap sudut Frolonberg, sebuah kota yang dipenuhi jingganya dedaunan maple pada musim gugur. Cerita yang membuatmu bertanya-tanya lagi tentang pengkhianatan, permusuhan, dan keberanian untuk terus percaya dan memperjuangkan cinta yang sebenarnya.

_*_

Alur Cerita:
Agak aneh memang, gadis berusia 24 tahun tapi belum pernah sekali pun punya kekasih. Bagaimana bisa punya kekasih, keluar rumah saja sangat jarang. Hal ini tentu saja membuat kedua orangtua Keira khawatir. Mereka ingin putri mereka segera menikah dan bahagia.

Meski jarang keluar rumah, namun kecantikan Keira tersiar ke mana-mana. Semua kolega bisnis papanya tahu. Mereka pun bergiliran mengajukan lamaran untuk menjadikan Keira menantu. Di samping tertarik dengan kecantikan Keira, bermenantukan putri keluarga Schward dapat memperkuat bisnis mereka.

Namun sayang, Keira tak sekali pun tertarik. Ia menolak semua lamaran yang datang, bahkan sebelum bertemu laki-laki yang hendak melamarnya.

Keira tak pernah bermaksud menutup diri, cintanya hanya telanjur tertawan sepenuhnya di masa remaja. Semua berawal dari kenekatannya ikut outbound yang sebenarnya tidak diperkenankan untuk penderita asma sepertinya. Kenekatan itu berujung di tepi jurang, tempat hidupnya nyaris berakhir dengan cara mengerikan. Untung ada Damian, cowok bermata hazel yang sejak pandangan pertama berhasil menghangatkan hati Keira. Cowok itu bahkan mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan Keira. Memberi semangat ketika Keira hampir menyerah. Juga bersedia menggendong ketika Keira tak kuat berjalan akibat kakinya dirobek akar pohon.

“Entah mengapa, hangatnya punggung Damian membuatnya nyaman. Samar-Samar, ia menghirup wangi tubuh Damian, lalu menyandarkan wajahnya pada punggung kokoh milik cowok itu. Rasanya, ia sangat terlindungi.”_(hal 23)

Jika sudah seperti itu, gadis mana yang tidak jatuh hati? Keira mulai merasakan sesuatu tumbuh di hatinya dengan cara paling ajaib.

Rasa itu bertahan, meski bertahun-tahun Keira tak pernah lagi melihat pemilik mata hazel itu. Setiap malam ia berdoa, agar suatu saat mereka dipertemukan lagi.

Doa Keira terjawab setelah sepuluh tahun, ketika seorang pria misterius tiba-tiba datang melamarnya. Meski penampilannya jauh lebih dewasa dibanding ketika ia menyelamatkan Keira di tepi jurang waktu itu, tapi Keira sangat mengenali mata hazelnya.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Keira. Untuk apa Damian melamarnya? Jika benar ia juga menyimpan perasaan serupa yang dipelihara Keira, ke mana ia sepuluh tahun ini?

Keira menerima lamaran Damian tanpa pertimbangan apa pun. Yang ia tahu, laki-laki itu telah menyelamatkan nyawanya sepuluh tahun silam. Tentu saja hal ini membuat kedua orangtuanya terenyak. Mereka berkali-kali mengenalkan laki-laki yang latar belakangnya lebih jelas, tapi ditolak mentah-mentah. Laki-laki yang entah siapa ini, malah diterima Keira.

Pernikahan pun dilangsungkan tak lama setelahnya. Namun, entah kenapa Keira tak menemukan Damian yang sehangat dulu.

“Keira melirik sosok tampan yang berdiri di sampingnya. Orang yang telah dia rindukan selama sepuluh tahun itu sekarang benar-benar sudah menjadi suaminya. Namun, entah mengapa, sosoknya terasa asing dan jauh. Sekelebat ragu menyusup di hati Keira, benarkah keputusan yang sudah ia ambil?”_(hal 40)

Setelah menikah, Damian membawa Keira ke kediamannya di Frolenberg. Di rumah mewah itu, Keira sungguh merasa asing. Terlebih sikap Damian yang dingin, cuek, bahkan sama sekali tak memosisikannya sebagai istri. Sosok Damian menjadi sangat misterius.

Beruntung ada Margareth, pelayan pribadi Damian, yang sedikit banyak mengusik kesepian Keira. Selain perempuan paruh baya itu, ada juga Daniel, sahabat sekaligus rekan bisnis Damian. Ketika Damian terasa asing dan jauh, Daniel justru lebih cair dan bersahabat. Bersamanya, Keira merasa lepas, nyaman, dan lebih leluasa berekspresi. Sedang Daniel, merasakan hatinya mulai menghangat saat bersama Keira.

Berawal dari album foto keluarga yang tidak sengaja ditemukan Keira, juga cerita singkat dari Daniel, misteri kehidupan Damian perlahan-lahan terkuak.

Terjadi hal buruk kepada Margareth yang membuat Damian sangat terpukul. Sepi dan kehilangan menghimpit di saat bersamaan. Bagi Damian, Margareth bukan sekadar pelayan, melainkan ibu. Ketika ia tak mendapatkan kasih sayang dari ibu yang sesungguhnya, Margareth memberikannya dengan tulus.

Keira terjebak antara bayangan cinta masa lalu dan kepicikan watak Damian. Orang yang ia rindukan selama sepuluh tahun, kini menempatkannya pada situasi yang rumit. Keinginannya mendapatkan kepastian berbuah pengakuan yang sungguh di luar dugaan. Kini Keira harus bertahan agar situasi tidak semakin kacau.

“Keira melepaskan cincin yang melingkar di jari manisnya, lalu meletakkannya di atas meja. Refleksi dari rasa putus asa terhadap pernikahannya yang semu belaka.”_(103)

Seiring berjalannya waktu, Keira merasa mulai mendapatkan perhatian dari Damian. Bahkan lelaki itu memanggilnya dengan nama kecil. Tapi Keira tidak begitu menanggapi, sebab ia paham betul bagaimana Damian merancang pernikahan mereka.

Bagaimana kelangsungan hubungan mereka? Apa yang direncanakan Damian sesungguhnya? Segera miliki bukunya dan baca sendiri, ya. Penulis punya kejutan besar untukmu. Hehehe ....

_*_

Review:
Tampilan novel ini teramat manis. Mulai dari kover, layout, hingga bookmark. Dan sejujurnya saya penasaran dengan wajah si model perempuan yang hanya terlihat setengah. Hehehe ....

Menurut saya novel ini menduduki zona aman, dalam artian berpotensi disukai oleh pembaca penyuka genre apa pun. Cara bertutur penulis berada di titik tengah, kadang terasa populer, kadang juga agak puitis. Penulis pandai mengajak pembaca berkelana dalam ceritanya dengan penggambaran suasana yang teramat jelas namun tidak membosankan. Setting LN natural dan sungguh hidup dengan sentuhan perkebunan gandum dan peternakan kuda di salah satu bagian.

Dari awal yang menjadi daya pikat novel ini adalah sikap dingin Damian yang seolah menyimpan sejuta misteri, yang pada akhirnya begitu menarik untuk dicari tahu dan memang berhasil menaik-turunkan suhu cerita. Diimbangi dengan kepolosan Keira yang teramat yakin dengan cinta yang menguasai hatinya selama bertahun-tahun. Selain itu, penulis jeli menebar poin-poin manis yang diam-diam saling terangkai dan menjadi pembangun cerita, memastikan pembaca membaca hingga akhir.

Saya juga suka kemunculan flash back yang bikin makin gemas, menjadikan konflik cerita semacam kepingan puzzle yang berserakan lalu tersatukan perlahan-lahan. Meski terkesan lompat-lompat, tapi penulis berhasil menarik ulur rasa penasaran dari situ. Semua kerumitan yang begitu menyesakkan terselesaikan dengan baik dalam bingkai twist yang sungguh di luar dugaan. Saya sampai melongo. Begitu banyak kejutan yang disembunyikan penulis. Pokoknya, saya suka banget.

Menurut saya kekurangan novel ini hanya pada pemborosan kata di beberapa bagian. Biasanya di narasi opening bab.

Overall, novel ini cocok banget untuk kamu yang mencari kisah rumit bersetting LN namun ditulis oleh penulis Indonesia. Bertabur quote ringan, manis, namun membekas. Yang paling penting, novel ini akan memperlihatkan bagaimana ketulusan akan meruntuhkan dinding sekuat baja sekali pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar