Kamis, 28 Desember 2017

Review Kumcer: Jomblo, So What?



Judul            : Jomblo, So What?

Penulis        : Ikhsan Ardiansyah

Penerbit      : PPMPI Publisher

Editor          : Tim PPMPI

Layout         : Tim PPMPI

Kover           : Tim PPMPI

Cetakan       : Pertama, Agustus 2017

Tebal            : 162 hlm

ISBN             : 978-602-5557-04-0

Nukilan:
Dari baca judul saya bisa menyimpulkan, wah, buku ini berisi cerita-cerita ringan namun kaya tema, sepertinya. Dan kocak adalah atmosfer pertama yang saya rasakan.

“Emang tampangku kayak gudang, ya? Kok, dijadiin tempat penyimpanan curhatan massal.”_(Kutipan cerpen Say_hal 10)

Dari cerita-cerita sederhana, saya mencoba mencari kelebihan apa yang ingin ditunjukkan penulis. Nasihat tersembunyi bisa jadi salah satunya.

“Biar bagaimanapun, mereka adalah orangtua kandungku. Apa yang telah mereka lakukan juga demi kepentingan masa depanku.”_(Kutipan cerpen Old Friend_hal 33)

Meski cerita-cerita yang diangkat cukup sederhana, namun penulis tak lupa menuangkan biasan sosial yang cukup sering kita jumpai di keseharian.

“Aku salut sama Nina. Sebagai bos dia tidak hanya duduk manis menunggu setoran, tapi juga ikut terjun langsung ke lapangan.”_(Kutipan cerpen Salah Paham_hal 45)

Dan sejauh ini saya menemukan satu cerpen romantis yang menjadikan ayam dan soto lamongan sebagai benang merah. Unik.

“Enak, kan? Soto ayam yang tadi lo makan adalah makanan khas lamongan. Jadi, nggak perlu takut lagi dengan ayam. Lo berhasil mengalahkan trauma lo.”_(Kutipan cerpen Gara-Gara Soto Lamongan_hal 80)

Ada satu cerpen yang cukup unik, Cinta Indonesia. Di sini saya merasakan getaran haru dan banyak hal yang ingin disampaikan penulis. Misal tanggung jawab selaku anak sulung.

“Aku tidak ingin adik-adik putus sekolah lantaran tidak punya biaya. Maka kuputuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk bekerja.”_(Kutipan cerpen Cinta Indonesia_hal 112)

Dan yang saya acungi jempol, kutipan berikut. Keren.

“Aku tersenyum getir. Dalam hati ingin sekali marah dan berteriak kepada seluruh dunia bahwa Indonesia bukan negara teroris seperti yang mereka kecamkan.”_(Kutipan cerpen Cinta Indonesia_hal 114)

Bagian belakang buku ini menyuguhkan cerita dengan judul cukup menohok, yang oleh penulis kemudian dijadikan judul buku. Namun dalam cerita ini ada hal positif yang bisa dipetik, terutama untuk mereka yang selalu malu berstatus jomblo. Hehehe ....

“Di saat jomblo, kita nggak akan dipusingin soal pacar dan tetek-bengek semacamnya. Dan yang paling penting adalah memanfaatkan ke-jomblo-an itu untuk hal-hal positif. Salah satunya adalah berkarya.”_(Kutipan cerpen Jomblo? So What?_hal 149”

Di cerpen terakhir, ada peringatan lawas yang sering dilontarkan para orang tua, yang semakin dipikir semakin benar adanya.

“Dengar, ya, anak muda, untuk membina rumah tangga itu tidak cukup hanya bermodal cinta, tapi juga materi.”_(Kutipan cerpen Cinta Sehari_hal 156)

Seperti apa buku ini secara keseluruhan? Yuk, segera miliki bukunya.

_*_

Review:
Buku ini berisikan kumpulan cerita yang sangat berkaitan dengan keseharian. Ceritanya ringan, mengangkat banyak tema dan disampaikan dengan lugas. Saya tidak menemukan upaya penulis untuk memadukan diksi yang wow, semua mengalir apa adanya. Mungkin memang seperti itu konsep yang diusung. Namun di situlah kelebihannya. Saya lebih merasa membaca curhatan seseorang ketimbang cerpen. Usaha penulis menyampaikan maksud cerita menurut saya cukup berhasil.

Meskipun cerita dalam buku ini biasa kita jumpai di kehidupan nyata, tapi penulis menyelipkan pesan-pesan tersembunyi dengan makna cukup dalam, menjadi poin plus di tiap-tiap cerita.

Namun, masih banyak typo dan beberapa pondasi cerita kurang kuat, ngambang, hingga terasa agak bertele-tele.

Overall, buku ini cocok buat kamu yang ingin memetik banyak pelajaran namun dalam balutan kisah yang membumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar