Sabtu, 23 Desember 2017

Review Novel: Star of You



Judul            : Star of You

Penulis        : Shan A. Fitriani

Penerbit      : Namina Books

Editor           : Ayesha Azrina Ruby

Cetakan        : Pertama, 2017

Tebal             : 384 hlm

ISBN              : 978-602-60229-2-9

Blurb:
Emily sangat mencintai seorang pria yang terpaut delapan tahun lebih tua darinya, sejak ia masih kecil. Rasa cintanya bermula ketika pria itu menolongnya ketika ia masih berumur sembilan tahun. Walau pria itu sering bersikap dingin dan mengeluarkan kata-kata pedas, hal itu tidak pernah menyurutkan rasa cintanya. Baginya, Eric cinta pertama dan terakhirnya.

Bagi Eric, Emily tidak lebih dari seorang pengganggu dan perusak hari-hari. Entah kenapa dia begitu benci melihat Emily. Ia selalu menyuruh gadis itu pergi, tapi gadis itu malah tersenyum dan kembali ke sisinya. Suatu hari ia melakukan hal yang melebihi batas sehingga Emily tak hanya pergi dari hadapannya, melainkan juga pergi dari kehidupannya.

_*_

Alur Cerita:
Sejak diselamatkan dari dua bocah nakal yang ingin merebut permennya waktu masih berumur sembilan tahun, Emily menganggap Eric adalah pangerannya, meski pria yang delapan tahun lebih tua darinya itu sangat benci dengan apa pun kelakuan Emily.

Fakta paling menyenangkan dari kawasan hunian yang baru ditinggali Emily bersama keluarganya adalah, ternyata ia tetangga dengan pangerannya, Eric.

Maka hari-hari menyenangkan bagi Emily, namun memuakkan bagi Eric pun dimulai. Emily dengan pembawaan yang ceria selalu bersemangat menunggu atau sengaja mencuri momen untuk melihat Eric. Baginya, itu sumber energi. Meski selalu bersikap dingin, bahkan sesekali agak kasar, Eric tetap selalu memesona di mata Emily, pria itu tetap pangeran penyelamatnya.

“Setiap pagi sebelum berangkat sekolah dia menyapa Eric. Ketika sore hari ia akan menyempatkan waktu berkunjung ke rumah Eric untuk melihat pria itu sambil bermain dengan kucing peliharaan Merida. Saat malam datang, ia akan berdiri di beranda kamar, menunggu Eric yang mengerjakan tugas kuliah ditemani secangkir kopi panas.”_(hal 20-21)

Emily yang kadang bertingkah kelewat batas sebenarnya hanya ingin menarik perhatian Eric. Sesederhana itu. Eric benci dengan kemunculan Emily karena selalu saja merusak hari-harinya. Pun sesederhana itu. Dan jika dipadukan, ini jelas tidak sederhana, teramat rumit malah.

Eric selalu dingin, dan tak pernah menganggap keberadaan Emily. Namun cinta gadis itu terlampau besar untuk membuatnya patah semangat. Ia tetap selalu bisa kembali ceria dan lagi-lagi mencari perhatian Eric dengan berbagai cara. Untung mamanya Eric menyukainya, itu banyak membantu.

“Hampir setiap saat ia memimpikan hal yang begitu indah tentang Eric. Mulai dari mendengar pernyataan cinta Eric, memeluk Eric, hingga berciuman dengan Eric seperti semalam layaknya mereka adalah pasangan kekasih yang paling bahagia. Sepertinya, rasa cintanya yang begitu besar terhadap pria itu membuatnya terbawa mimpi. Bagaimana tidak? Setiap hari yang ada di pikirannya hanyalah Eric, Eric, dan Eric.”_(hal 79)

Meski sangat jarang dan kadang dilakukan karena terpaksa, Eric bisa menjelma bak pangeran sungguhan di mata Emily di balik sikap dinginnya. Sebenernya yang pria itu lakukan bukan apa-apa, tapi sangat manis dan berkesan di mata Emily, membuatnya semakin bersemangat memperjuangkan cinta yang telah dipeliharanya selama delapan tahun.

Di samping perjuangan cinta Emily, ada misteri yang menguar, hadir dari seseorang yang diam-diam mengumpulkan informasi apa pun tentang Emily. Juga Alex, teman sekelas Emily yang bergaya kutu buku yang diam-diam punya sisi mencurigakan.

Ini bukan masalah sepeleh, keluarga Emily ternyata berhutang pada perusahaan tempat ayahnya bekerja. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung dan sudah jatuh tempo. Jalan keluar satu-satunya hanya jika Emily bersedia menerima lamaran pemimpin perusahaan itu.

Gawat! Ini bukan hanya soal menikah dengan orang yang tidak dicintai, tapi juga perihal melepas obsesinya terhadap Eric.

Namun, bagaimana jika ternyata Emily mengenal pria yang telah melamarnya melalui kedua orangtuanya itu? Dan ternyata sangat baik, bahkan berhasil meyakinkan Emily?

Eric merasa kembali hidup normal setelah cinta masa lalunya kembali, sampai-sampai ia semakin ketus kepada Emily. Puncaknya ketika ia benar-benar memuntahkan seluruh kedongkolannya dan sukses menyakiti hati Emily kali ini. Sangat sakit. Pada akhirnya Emily sadar, ia harus mengakhiri obsesinya terhadap pria yang tak pernah menghargainya itu.

“Dan satu lagi, aku takkan mengganggumu dan kehidupan bodohmu lagi. Sepertinya aku terlalu buta mencintaimu hingga mengabaikan semua keburukanmu padaku.”_(hal 157)

Lantas, akankah Emily menerima lamaran itu dan melupakan Eric selama-lamanya? Sedang Eric, benarkah Emily sebatas pengganggu di hidupnya selama ini? Segera miliki buku ini dan temukan jawabannya.

_*_

Review:
Saya jatuh cinta dengan opening novel ini yang teramat manis. Di sana penulis semacam memanjakan pembaca dengan bahasa yang cute namun berenergi, sebelum menyuguhkan kerumitan yang sesungguhnya.

Tentang memperjuangkan cinta sejati menjadi sangat menarik karena dibalut kekocakan Emily yang beberapa bagian sukses bikin ngakak. Namun dilembar berikutnya bisa jadi kita kembali prihatin. Itulah uniknya. Penulis menggambarkan karakter Emily cukup baik. Tingkahnya sukses bikin gemes, sebel, kasihan, pokoknya campur aduk.

Selain Emily, kemisteriusan Alex juga sukses menyedot perhatian, yang membuat kita tak sabaran untuk melangkah ke halaman selanjutnya. Sumpah, sosok Alex ini membuat saya menerka-nerka di awal hingga pertengahan cerita.

Tema cerita macam ini sebenarnya sudah lumayan banyak digunakan, tapi rahasia-rahasia kecil yang disembunyikan penulis sukses membuat cerita ini berbeda. Meski di beberapa bagian interaksi Emily dan Eric kurang natural, agak dipaksakan menurut saya. Tapi hal ini tertutupi dengan kedetailan penulis dalam bercerita, hingga kita bisa dengan mudah memvisualisasikan tiap adegannya. Meski untuk setting masih samar-samar. Selain itu, ada beberapa kata di luar dialog yang tidak baku.

Secara tampilan novel ini sudah kece, layout-nya cantik. Hanya perlu ditambahkan pemenggalan kata agar baris katanya tidak terlalu renggang.

Overall, novel ini cocok banget untuk kamu yang sedang memperjuangkan cinta sejati, atau kamu yang belum bisa memilah, mana cinta yang patut dipertahankan. Meski bertemakan perjuangan cinta, tapi kisahnya tidak terlalu rumit, kok, gak bakal bikin pening. Hehehe .... Dari sini kamu juga bisa menemukan banyak pelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar