Rabu, 06 Februari 2019

Review Novel: Rumah 203


Judul            : Rumah 203

Penulis        : SoeAnn

Penerbit      : Syifah Publisher

Editor           : Syifah Baraq

Layout          : Syifah Baraq

Cover           : Syifah Baraq

Cetakan       : Pertama, Januari 2018

Tebal            : 304 hlm

ISBN             : 978-602-5459-49-8

Blurb:

Deva
Bagiku, rumah 203 bukan hanya sekadar tempat tinggal, tapi cintaku. Yep, rumah itu adalah cinta pertamaku.

Eiliya
Rumah 203 adalah rumah keduaku. Tempatku menemukan sahabat-sahabat terbaik di dunia.

Lena
Aku benci berada di rumah. Tapi sejak aku bertemu Deva dan Ei, aku tahu bahwa aku selalu mempunyai tempat untuk pulang.

Bertahun-tahun Deva, Ei, dan Lena menempati rumah 203. Persahabatan, cerita cinta, juga masa lalu yang menyebabkan pembalasan dendam mengisi kehidupan mereka.

***

Alur cerita:

Deva, Ei, dan Lena selama bertahun-tahun bersahabat sejak menghuni rumah 203. Namun, sejak Ei memergoki Deva terlibat obrolan tak seharusnya dengan Shaqil, kekasihnya, di lokasi shooting, keretakan mulai terjadi. Padahal pada dasarnya Deva sangat membenci Shaqil yang bermulut manis kepada semua perempuan. Bahkan ia tak segan menggoda Deva, yang jelas-jelas sahabat kekasihnya.

Sebenarnya Deva sedang berusaha meyakinkan Ei, bahwa Shaqil bukan laki-laki yang baik untuknya. Selama ini Shaqil bahkan terkesan memanfaatkan kebaikannya. Tapi, Ei terlalu yakin dengan perasaannya dan sekarang lebih percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Ayolah, Deva. Kau hanya perlu bilang ya, dan aku akan langsung meninggalkan Ei demi kau." Deva mengepalkan tangan, sementara Shaqil terus mengoceh. "Kau tentu sadar bahwa kau adalah pilihan yang lebih baik dari Eiliya. Seratus kali lebih baik dari gadis bodoh itu."_(hal 27)

Di tengah kekacauan itu, Lena yang berkewajiban jadi penengah untuk mendamaikan kedua sahabatnya, seorang lelaki memasuki kehidupannya. Sagar, lelaki yang menjadi pengunjung tetap perpustakaan tempatnya bekerja, tiba-tiba menjadi lebih dekat setelah lelaki itu membayarkan belanjaan Lena di sebuah minimarket.

Kesalahpahaman antara Ei dan Deva membuat rumah 203 tak lagi sehangat dulu. Ei kabur dan memilih Daffa sebagai tempat curhatnya. Daffa yang masih sepupu Deva salah satu orang yang paling bisa memahami Ei selama ini. Terbukti, dia berhasil membujuk gadis itu untuk bicara baik-baik dengan Deva. Satu hal yang belum disadari Ei, sepertinya Daffa menyimpan perasaan spesial untuknya.

Sementara itu, hubungan Lena dan Sagar semakin menjurus ke upaya untuk mengenal lebih jauh satu sama lain. Jika sebelumnya Sagar sebatas rajin berkunjung ke perpustakaan tempat Lena bekerja, sekarang ia sudah mulai ngajak makan bareng. Lena tidak tahu akan mengarah ke mana hubungan mereka, untuk saat ini ia hanya bisa menikmatinya.

Mengingat pernah hampir dicelakai oleh orang tidak dikenal, Deva mendapat pengawalan pribadi yang dikirim oleh ayahnya. Meski teramat tidak suka privasinya disita, Deva tidak bisa menolak. Adalah Adit, satu dari tiga pengawal yang kemudian dipilih Deva. Kehadiran Adit membuat ruang gerak Shaqil untuk mendekati Deva terbatas, dan itu sangat melegakan. Namun, ada teror lain yang sedang berlangsung, yang direncanakan oleh seorang wanita yang sepertinya punya dendam di masa lalu.

"Baginya gelap bukan lagi mesin mimpi buruk, melainkan inspirasi. Inspirasi yang membawa harapan, memberinya tujuan, serta sebuah rencana pembalasan dendam."_(hal 132)

Setelah sempat merenggang, Lena, Ei, dan Deva berusaha mempertahankan persahabatannya. Masing-masing sudah mengorbankan banyak hal, dengan cara berbeda. Meski kehadiran orang-orang baru kian memperkeruh  suasana, mereka dikuatkan oleh kenangan akan kebersamaan mereka selama bertahun-tahun menghuni rumah 203.

Nahas, Shaqil bersama seseorang yang sangat misterius punya banyak cara untuk memporak-porandakan persahabatan itu. Tentu saja untuk tujuan yang hanya menguntungkan sepihak. Kali ini Shaqil menuduh Ei sebagai pelaku teror Deva beberapa waktu yang lalu. Deva tidak ingin memercayai tuduhan itu, tapi bukti yang ada terlalu kuat. Sekali lagi persahabatan mereka goyah. Mereka hanya tidak tahu, Shaqil yang menyusun semua itu teramat rapi hingga nyaris tanpa celah.

"Ketidakpercayaan yang tampak di mata Deva seakan menamparnya. Mengalahkan Ei dengan telak sehingga akhirnya ia tak lagi membela diri. Kesedihan membekap hatinya, bertransformasi menjadi kemarahan."_(hal 203)

Bagaimana nasib Ei selanjutnya? Akankah hangat persahabatan di rumah 203 berakhir? Yuk, segera miliki buku ini untuk mencari tahu jawabannya.

***

Review:

Pertanyaan pertama yang muncul di benak saya saat pertama kali menegang buku ini, ada apa di rumah 203? Setelah membaca blurb yang merupakan monolog dari ketiga tokoh sentral, yang bisa saya tangkap adalah persahabatan, yang mungkin akan diwarnai beragam konflik.

Di awal-awal memang terasa lambat, namun saya seolah terhipnotis dengan kesederhanaan diksi yang digunakan penulis. Penyampaiannya tidak bertele-tele dan mudah dipahami. Salah satu nilai plus, hampir tidak ada typo di buku ini, penggunaan kata tidak efisien pun sangat minim. Jadi enak banget menyusuri ceritanya dari bab ke bab.

Saya suka tema persahabatan yang diangkat penulis, meski saya kurang menangkap apa yang melatarbelakangi mereka sedekat itu. Maksudnya, saya mencari sesuatu di balik persahabatan itu yang lebih dari sekadar sudah kenal lama lalu tinggal bareng. Terlepas dari itu, saya salut, menggunakan rumah sebagai tema dasar cerita, penulis berhasil menaik-turunkan emosi pembaca dengan jalinan konflik yang cukup rapi di antara ketiga sahabat itu. Di tengah-tengah semakin dramatis dengan dimunculkannya teka-teki yang bikin tangan gatal untuk terus membuka halaman selanjutnya.

Tapi, konflik dari ketiga tokoh sentral untuk buku setebal 300-san halaman menurut saya kurang padat. Jadi beberapa bagian memang terasa lambat dan agak membosankan.


Overall, buku ini cocok banget untuk orang-orang yang sedang menjaga persahabatan di luar sana. Dari sini kamu bisa belajar, bahwa kepercayaan dan saling terbuka adalah pilar utama dalam hubungan apa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar