Minggu, 13 Mei 2018

Review Film: Ananta


Judul                        : Ananta

Jenis Film               : Drama

Durasi                      : 90 menit

Negara Asal            : Indonesia

Produser                 : Manoj Punjabi

Sutradara                : Rizki Balki

Penulis Naskah      : Alim Sudio

Produksi                  : MD Pictures

Pemain                     : Michelle Ziudith, Fero Walandouw, Nino Fernandez, Jihane Almira, Anjasmara, Nova Eliza, Asri Wlas, Astrid Tiar, Josephine Firmstone, Adi Danoe

Rilis                           : 3 Mei  2018

***

Sinopsis:

Film ‘ANANTA’ bercerita tentang perjalanan kisah kasih sepasang remaja yang berbeda kelas status sosialnya.

Tania (Michelle Ziudith) adalah cewek anti sosial yang dibenaknya dipenuhi khayalan dan selalu ia tuangkan ke dalam kanvas lukisnya. Tania adalah tipe cewek pemberontak.

Ananta (Fero Walandouw) hadir dalam kehidupan Tania. adalah cowok kampung, lugu dan polos yang sering dihina dan diperlakukan tidak selayaknya oleh Tania. Namun Ananta tetap bertahan menemani Tania dalam kesehariannya.

Ananta memperkenalkan Pierre (Nino Fernandez) ke Tania, cowok tampan berdarah Indo Perancis. Ananta lakukan dengan niat membuat Tania bahagia.

Kehadiran Pierre membuat perubahan pada diri Tania. Namun saat Tania menyadari Ananta menghilang, dirinya pun berubah. Tania stress berat, ia sangat menrindukan sosok pria udik yang kerap dicaci-makinya.

Bagaimana perjalanan kisah kasih Tania dan Pierre? Dan, apa yang terjadi pada Ananta?

Sumber: https://posfilm.com/sinopsis-film-ananta-2018-biar-cinta-yang-menentukan-pilihan/

***

Kesan setelah nonton:

Keren banget. Saya hampir dibikin nangis.

Yang menarik dari film ini, keluguan Ananta yang mampu menetralisir segala pemberontakan Tania. Dari awal interaksi keduanya berhasil mencuri perhatian. Lucu, gemes, terkadang baper, semuanya dapet. Di samping itu, rahasia di balik setiap lukisan Tania yang ternyata berhubungan dengan masa lalunya bersama Papa, juga melibatkan Ananta, menjadi kesatuan epic menjelang ending.

Dinamika film ini keren banget. Saya tidak menemukan adegan sumbang. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul di awal terjawab dengan baik.

Selain alur cerita yang sukses mengaduk emosi, memilih daerah puncak sebagai latar, menyajikan keindahan tersendiri dalam film ini. Saya suka hutan pinusnya, sungainya, bangunannya, pokoknya semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar