Rabu, 06 Januari 2021

Review Novel "Timeless Love"

 


Judul        : Timeless Love

Penulis    : Nurmala Sjahrazad

Penerbit : Qanita

Editor      : Rini Nurul Badariah

Layout     : Nono

Cover       : Muhammad Usman

Cetakan   : Pertama, Juli 2013

Tebal        : 200 hlm

ISBN          : 978-602-9225-89-1

Blurb:


Mama:
Sabar dan berjiwa besar, tapi terlalu lemah bila menyangkut lelaki satu itu. Dan itu yang aku benci.


Papa:
Tak bertanggung jawab. Pengecut. Paling kubenci di dunia.


2012,
Malika: pemalas, pemberontak, dan pembenci laki-laki. Dia suka gonta-ganti pacar sebagai wujud protesnya terhadap sang ayah yang menghilang saat dia masih 5 tahun. Dia kesal dengan Mama yang dianggapnya terlalu pemaaf bila menyangkut lelaki satu itu.


1982,
Akibat jatuh dari loteng, Malika terdampar di masa lalu. Masa ketika sang Mama dan sang Papa baru bertemu. Masa ketika kedua orangtuanya memperjuangkan cinta mereka. Dari pengalamannya ini, Malika mendapat jawaban atas menghilangnya sang Papa.
Tetapi, di tahun itu pula Malika bertemu dengan Damar, sahabat karib papanya. Tak disangka benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Bagaimanakah akhir kisah cinta mereka?


Alur Cerita:

Malika sangat membenci Papa, karena dia sudah meninggalkan Mama setelah kecelakaan dan lumpuh. Karena itu Malika ingin balas dendam dengan menyakiti banyak lelaki.

"Justru saat ini Lika sedang memberi balasan yang setimpal atas sakit hati yang pernah Lika alami! Lika akan membuat laki-laki itu merasakan bagaimana sakitnya dipermainkan dan dikhianati!"_(hal 18)

Suatu hari Malika jatuh dari loteng dan membuatnya terdampar ke masa lalu. Saat terbangun tahu-tahu dia sudah berada di Salatiga, tepatnya rumah Bu Lastri, Neneknya. Di rumah itu Malika bertemu Panji, papanya yang masih muda. Malika kaget luar biasa saat mendapati kalender di dinding bertuliskan tahun 1982. Karena masih mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya, dan bingung saat ditanya asal-usul, akhirnya Malika pura-pura lupa ingatan. Kemudian dia diberi nama, Arum.

"Kamu sampai lupa tahun juga, ya? Sekarang masih tahun 1982. Tahun baru masih dua bulan lagi."_(hal 34)

Saat pertama kali melihat Malika, Panji dan Bu Lastri merasa tidak asing. Selain karena wajahnya sangat mirip dengan Sekar, mereka merasa punya ikatan batin. Malika sadar, Sekar yang mereka maksud pasti mamanya. Dia jadi penasaran ingin bertemu mamanya yang seumuran dengannya di tahun itu.

"By the way ... Mama mana, ya?"_(hal 45)

Akhirnya Malika punya kesempatan mengantarkan surat Panji kepada Sekar. Dari situ terbongkar, ada seseorang yang tidak menginginkan mereka bersatu. Surat-surat mereka sebelumnya tidak pernah sampai.

"Sudah hampir lima kali aku mengirim surat ke Mas Panji, tapi baru sekarang aku dapat balasannya."_(hal 59)

Di tengah kerumitan itu, Damar muncul. Lelaki itu sahabat karib Panji. Dia sudah lama merantau ke Jakarta. Dan kepulangannya kali ini karena rencana perjodohan. Nahas, perempuan yang akan dijodohkan dengannya ternyata Sekar.

"Aku tidak tahu kalau perempuan yang akan dijodohkan denganku itu kekasih Panji, Rum."_(hal 83)

Bagaimana persahabatan Panji dan Damar setelah ini?
Lalu Malika, berhasilkah dia menemukan sesuatu yang akan mengubah pandangannya terhadap Papa selama ini? Bisakah dia kembali ke zamannya?

Review:

Cerita tentang seseorang yang terlempar ke masa lalu bukan hal baru, tapi motif yang dihadirkan cerita ini cukup unik dan menarik. Namun, entah kenapa aku kurang bisa menikmati. Rasanya ada sesuatu yang kurang. Tahun 1982 pun menurutku kurang dieksplor. Aku tidak menemukan sesuatu yang 'wow' di sana. Untungnya kehadiran Damar lumayan menyelamatkan, agar kisah ini nggak hambar-hambar amat.

Cerita ini disampaikan dengan ringan, gaya bertutur penulis juga rada slengean, menyesuaikan dengan karakter Malika sebagai si pencerita.

Aku suka banget endingnya, sempat dibikin berkaca-kaca.

Overall, novel ini cocok banget buat kamu yang butuh bacaan ringan tapi tetap menghibur. Kita juga semakin yakin, bahwa keluarga memang harta yang paling berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar