Judul : Prince Blue Safir
Penulis : Angel El Cherid
Penerbit : Histeria
Tebal : 218 hlm
ISBN : 978-602-6595-89-8
BLURB
Prince Blue Safir
mengisahkan tentang seorang pemuda yang kembali dari California setelah sepuluh
tahun menimba ilmu. Ia membuktikan bahwa waktu bisa merubah segalanya, termasuk
sifat. Ia yang saat kecil dikenal dengan kebaikan dan kelembutan, kini kembali
dengan keangkuhan dan kesombongan. Menjadi pengusaha kerajaan bisnis di usia
muda membuat pemuda berparas rupawan itu menjadi sangat dingin dan semaunya
sendiri.
Safir tidak dekat dengan
siapa pun kecuali Alfa, sahabatnya sejak kecil sekaligus rekan bisnisnya. Hanya
bersama Alfa, ia bisa tertawa dan bersifat konyol. Hingga suatu ketika, takdir
mempertemukannya dengan Chaty, putri mantan rekan bisnis ayahnya yang bangkrut.
Sikap Chaty yang berani mempermalukannya di depan semua orang, membuat Safir
berang. Pemuda itu menginginkan Chaty menjadi pelayan pribadinya, dan dengan
segala cara, akhirnya keinginannya terwujud. Tapi, dari situlah kisah ini
bermula. Pertengkaran konyol mereka, sikap jaim dan keras kepala yang mereka
miliki perlahan tumbuh menjadi perasaan yang sulit diartikan. Diam-diam mereka
saling menyukai, hanya saja, Safir terlalu angkuh untuk mengutarakan
perasaannya. Chaty merasa tersiksa dengan sikap Safir yang terkadang sangat
manis, tapi juga temperamen, seolah ia memiliki kepribadian ganda. Safir selalu
marah berlebihan jika Chaty dekat dengan Alfa dan Safir tidak segan
memperlakukannya dengan kasar. Sikap itulah yang membuat Chaty memilih pergi
dari rumah itu dan menetap bersama Alfa sementara waktu.
Tapi malang, ternyata
Alfa tidak sebaik yang ia kira. Nasib Chaty justru berakhir di tangannya. Gadis
malang itu meninggal setelah mengalami pemerkosaan keji dan siksaan
bertubi-tubi. Tubuhnya bahkan dibuang begitu saja. Alfa ingin menghancurkan
semua yang dekat dengan Safir karena dendam masa lalu. Sayangnya, Safir sangat
percaya padanya.
Waktu pun melompat jauh.
Empat tahun kemudian, tidak disangka ternyata Safir benar-benar mencintai
Chaty. Ia mencari Chaty sepanjang waktu dan menyesali semua perbuatannya. Safir
bahkan seolah lalai dalam bisnis hingga akhirnya perusahaannya mengalami masa
sulit. Safir meminta bantuan pada Damitri Company, perusahaan yang dimiliki
seorang gadis bernama Aleya Damitri. Gadis arogan, berkuasa, dan sangat
dihormati, yang membuat Alfa dan Safir tercekat karena ia sangat mirip dengan
Chaty.
Mungkinkah ia Chaty?
-*-
Di perjumpaan
pertama, saya pikir ini novel terjemahan fantasy, nyatanya salah besar. Sebelum
membahas isi novel ini secara keseluruhan, pertama-tama saya mau bilang bahwa
saya suka cara penulis memberikan kata pengantar. Bahasa yang digunakan cukup
puitis dan manis untuk ukuran kata pengantar. Kita seolah dijanjikan sesuatu
yang menarik, membuat tak sabar untuk lekas menikmati sajian ceritanya.
Seperti hujan yang menyatukan langit dan
bumi
Cinta ibarat napas yang mengikat ….
Melebur di setiap nama, dan hilang menjadi
rasa ….
Rasa yang tak pernah menua, ataupun binasa
Yang menyatukan … setiap kisah yang berbeda ….
(hal 1)
Bab pertama
dibuka dengan sebait puisi yang manis, berlanjut dengan kepulangan Safir,
seorang pemuda berparas rupawan selepas menimba ilmu di Standford University,
California. Meski memiliki tampilan fisik yang nyaris sempurna, tapi hati Safir
tak demikian. Ada sebuah rahasia yang membuatnya bersikap dingin. Rahasia apa
itu? Tentu tidak akan saya bongkar di sini. Silakan baca dan temukan sendiri. Hehehe ….
Awal-awal membaca
novel ini saya tidak mendapatkan ruhnya. Saya tidak merasa terlibat dalam
cerita, serta kurang bisa membayangkan di mana tempat kejadian. Mungkin karena
penulis terlalu fokus menggambarkan sosok Safir yang teramat sempurna, hingga
lupa mengeksplor bagian lain. Terus terang, ketampanan Safir yang dipaparkan
berkali-kali menurut saya berlebihan.
Di malam launching perusahaan baru milik Alfa,
teman masa kecil sekaligus rekan bisnisnya, Safir tak sengaja bertemu dengan
Chaty, gadis yang berani melawan dan mempermalukannya di depan umum. Sial,
selama ini tak ada gadis yang berani bersikap demikian, bahkan mereka rela
diapakan saja. Hal itu membuat Safir berang dan diam-diam ingin tahu apa pun
tentang Chaty.
Karena tidak
terima dipermalukan di depan umum, singkat cerita Safir menjadikan Chaty
pelayan pribadi. Tentu saja setelah mendapatkan kartu mati yang membuat Chaty
tak mampu berkutik. Di sinilah hubungan yang motifnya banyak juga kita temukan
di film India dan drama Korea bermula. Penulis menggambarkan sosok Chaty yang terpaksa
menjalani perannya, ingin melawan namun tak berdaya, bahkan diam-diam mulai
mencintai pemuda yang memperlakukannya semaunya. Hal ini sukses membuat saya
muak dengan sosok Chaty, beberapa bagian membuat saya tak habis pikir.
Sementara Chaty mengutuk dirinya sendiri. Bisa-bisanya
ia hanyut dalam permainan Safir yang memalukan. Walaupun tak bisa ia pungkiri
ada sesuatu dalam dirinya yang begitu menginginkan Safir. Bukan seperti
perasaannya pada mantan pacarnya selama ini, tapi jauh seperti rasa bahagia. Benar-benar
perasaan yang aneh. (hal 32)
Setelah tidak
tahan dengan semua perlakuan Safir, pada akhirnya Chaty memilih kabur, mencoba mencari
perlindungan pada Alfa. Nahas, pemuda itu menyimpan dendam berkarat pada Safir
yang memicu berbagai perbuatan keji hingga tega menghabisi nyawa Chaty. Di sinilah
Safir mulai luluh, ketika ia merasa kehilangan. Kehilangan yang memaksanya
mengakui sebuah perasaan yang tanpa sepengetahuannya telah merumpun dalam
hatinya.
“Chaty, mengapa aku merasa ada yang salah
denganmu, tak seharusnya kau menyiksaku seperti ini. Mengapa kau tak pernah
pulang padaku. Jangan membuatku cemas,” bisik hati Safir. Bayangan Chaty seolah
menari-nari di pelupuk matanya. (hal 89)
Menurut saya
beberapa plot novel ini terkesan buru-buru, menyisakan bagian-bagian yang seolah
tidak tuntas. Selain itu perpindahannya juga agak kaku. Ditambah penggunaan
banyak sudut pandang dengan sesekali memunculkan sudut pandang para tokoh yang
menurut saya kurang pas.
Empat tahun
setelah Safir kehilangan Chaty, ia terus mencari. Hal itu membuat konsentrasi
kerjanya berkurang hingga membawa kerajaan bisnisnya di ambang kebangkrutan. Di
sinilah takdir mempertemukan Safir dengan Aleya, gadis pemilik Damitri Company
yang diharapkan bisa menyelamatkan perusahaannya. Bukan sikap arogan Aleya yang
membuat Safir tercengang, tapi wajahnya yang sangat mirip dengan Chaty. Di awal-awal
Safir sempat sangat yakin bahwa ia memang Chaty.
Kali ini Safir
seolah menghadapi karmanya, menempati posisi Chaty dulu ketika ia
memperlakukannya semena-mena. Ia membiarkan Aleya menginjak-injak harga dirinya
demi sebuah perjanjian kerjasama. Bahkan menyeretnya masuk dalam permainan yang
sepenuhnya dikendalikan oleh Aleya. Dari sinilah hubungan rumit selanjutnya
bermula. Safir hanya tidak tahu, di balik semua itu ada dendam yang terbalut
dengan rapi.
Kematian tak harus dibayar dengan kematian
Tapi cukup dengan memberikan tekanan dan
luka yang membuatmu bahkan tak ingin hidup lagi, Safir Alvaro. (hal 109)
Baik Safir
ataupun Aleya, hubungan tak jelas mereka pada akhirnya menyadarkan keduanya
akan hal besar yang selama ini membuat mereka salah langkah. Di bagian ini cerita
semakin dramatis dan agak melow. Terlebih setelah Safir sadar sepenuhnya akan
semua kesalahannya selama ini.
Safir benar-benar hancur, bahkan ia tidak
peduli pandangan orang-orang yang berbisik melihat seorang Safir Alvaro
terduduk lemah tak berdaya dan menangis karena seorang wanita. (hal 193)
Terlepas dari
beberapa kekurangan, membaca novel ini cukup menegangkan. Konfliknya cukup
tajam dan menanamkan rasa tak sabar untuk mengungkap misteri yang ditanam penulis
di setiap bab. Meski kehadiran tokoh Karina menurut saya tidak penting. Dihilangkan
pun sepertinya tidak terlalu berpengaruh pada cerita.
Terakhir,
sebaiknya novel ini diberi label “Dewasa”. You
know-lah! Hehehe ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar