Judul : Kupu-Kupu Kematian
Penulis : Ade Ubaidil, dkk
Penerbit : UNSA Press
Tebal : 194 hlm
ISBN : 978-602-74393-2-0
Kupu-Kupu Kematian
memberi saya cara pandang yang baru tentang dunia anak-anak yang tidak melulu
berupa lugu dan lucu atau hubungannya dengan keluarga dan diri sendiri, tetapi
lebih dari itu, banyak pertanyaan yang tidak dapat kita temukan pada diri orang
dewasa tetapi memungkinkan pada diri anak-anak.
-Faisal Oddang
Buku dengan sebelas
cerpen pilihan ini akan mengantar para pembaca untuk menyelami sedikit di
antara ruahan ‘dunia gaib’ anak-anak yang sesekali butuh diziarahi orang-orang
dewasa.
-Mashdar Zainal
Membaca buku
ini membuat saya tercengang. Bagaimana tidak, kita dihadapkan pada sisi lain
anak-anak yang mungkin tak pernah terpikirkan selama ini. Sebelas cerpen
pilihan yang disuguhkan buku ini telah melalui proses penjurian yang sangat ketat (lomba yang diadakan
oleh Komunitas Untuk Sahabat). Artinya, secara kualitas tidak diragukan lagi.
Karena ini antologi bersama, kita dimanjakan dengan gaya penulisan yang
beragam.
Sebelas cerpen,
sebelas tokoh anak-anak dengan kepribadian dan karakter masing-masing. Nuansa
kelam, mistik, saya temukan di cerpen Kupu-Kupu Kematian (Pemenang Utama Cerpen
Pilihan UNSA 2016), Bau Mayat, dan Ibu dan Kue Kutu. Sesekali saya bergidik,
menyadari kemungkinan yang bisa terjadi pada anak-anak yang sepintas tampak
lucu dan baik-baik saja.
Dunia anak yang
memang selalu serba ingin tahu dipertegas dalam cerpen Angkasa (Pemenang Runner
Up Cerpen Pilihan UNSA 2016). Cerpen ini memaparkan bahwa terkadang pemikiran
anak-anak jauh lebih luas dibanding orang dewasa. Sedang dampak keharmonisan
keluarga terhadap kepribadian anak sedikit banyak tergambar pada cerpen Istana
Boneka dan Buku Gambar Imo.
Selain sebelas
cerpen pilihan, buku ini juga dilengkapi lima cerpen pemenang LCPM 1, ditulis
oleh mereka yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Yang muda yang
berkarya. Kurang lebih seperti itu. Sangat sayang untuk dilewatkan. Dari
keseluruhan cerpen, saya paling terkesan dengan Insomnia (Pemenang Kategori
Cerpen dengan Penokohan Terbaik), tokohnya sangat melekat di benak. Tentang
bagaimana ia tidak ingin melihat benda sendirian, sukses menghuni ruang kepala
saya berhari-hari.
Buku ini sangat
cocok untuk Anda yang butuh bacaan dengan nuansa berbeda. Mungkin sesuatu yang
tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar